Survei Australia dan Prancis membuka perspektif baru jelang kontestasi pilpres 2024. Di tengah apatisme rakyat terhadap banyak lembaga survei dalam negeri yang dianggap “tidak jujur” muncul survei dari lembaga Prancis dan Australia. Rekam jejak dua lembaga survei ini dianggap lebih kredible karena tidak terkontaminasi dalam keterlibatannya sebagai timses atau “agen opini”.
Dua lembaga survei asing itu adalah Ipsos Public Affair dan Utting Research. Di survei Ipsos Public Affair, lembaga asal Prancis ini elektabilitas pasangan AMIN 28,91 persen. Prabowo-Gibran 31,32 persen dan Ganjae-Mahfudz 31,98 persen. Survei dilakukan pada tanggal 17-19 oktober 2023.
Bulan Juli sebelumnya, Utting Research, lembaga survei asal Australia ini juga melakukan riset. Saat itu, belum ada pasangan cawapres. Hasilnya: elektabilitas Anies 27 persen. Prabowo 33 persen dan Ganjar 34 persen.
Dari survei dua lembaga asing ini, terlihat beda jauh hasilnya dengan survei-survei yang dilakukan oleh sejumlah survei lokal. Situasinya mirip pilgub DKI 2017. Publik yakin ada “permainan opini” melalui rekayasa hasil survei yang sengaja dilakukan untuk mempengaruhi persepsi publik. Hal ini lazim terjadi di setiap pemilu. Hanya saja, sikap manipulatif semacam ini telah merusak mental rakyat. Kalau itu disengaja dan atas perintah capres yang membiayai, ini telah menegaskan betapa rusaknya mentalitas capres itu.
Komentar