oleh

Menteri PDIP Mundur, Prabowo-Gibran Rapuh

-HEADLINE, OPINI-43 Dilihat

Publik masih bertanya-tanya: kenapa banteng gak kelihatan tanduknya? Kenapa banteng gak terlihat garang lagi? Jelas-jelas Jokowi dan Gibran, dua kader PDIP ini ambil posisi sebagai lawan.

Karena PDIP diam, akhirnya banyak yang berpikir bahwa Megawati main mata dengan Jokowi? Main dua kaki maksudnya? Tapi, tentu itu tidak masuk akal. Megawati tidak punya karakter main dua kaki. Mega dikenal tegas dan lugas. A-B-C-nya jelas. Karakter inilah yang membuat PDIP dua pemilu berjaya. Ditambah pemilu 2024 nanti. Lihat survei, PDIP selalu di atas dan konsisten elektabilitasnya. Jadi tiga kali pemilu, PDIP menjadi pemenang. Ini karena kepiawaian, ketegasan dan kedisiplinan yang menjadi karakter ketua umum PDIP yaitu Megawati.

Baca Juga  H-6 Jelang Pelantikan, 481 Pemenang Pilkada Yang INKRACH di Undang ke Jakarta, Termasuk Bassam-Helmi

Di kasus Gibran jadi cawapres Prabowo, kenapa PDIP terkesan diam? Tidak ! Beberapa anak buah Megawati sudah mulai bicara di media. Isu yang diangkat adalah proposal Jokowi tiga periode. Atas proposal ini, Mega menolak.

Isu penolakan Megawati atas proposal tiga periode bisa mengangkat nama Megawati dan juga PDIP. Ini salah satu bentuk idealisme dan ketegasan Megawati yang ingin disampaikan ke publik. Tentu, ini tidak berarti menjadi satu-satunya faktor kenapa Jokowi membangkang dan memilih jalur untuk melawan Megawati.

Baca Juga  Bangun RSUD Tipe C di Taliabu dan Hal-Tim, Warga : Terimakasih Pak Presiden Prabowo

Jokowi seorang politisi ulung. Piawai dalam membaca peta dan dinamika politik. Terlalu cerdas untuk ukuran rata-rata politisi Indonesia. Jokowi tahu kapan harus diam, kapan harus melawan. Pendaftaran pilpres adalah saat yang tepat bagi Jokowi untuk melawan Megawati.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *