oleh

CAPRES INDONESIA DI MATA PUBLIK BARAT DAN CINA

-OPINI-319 Dilihat

Anies juga lebih didukung publik Barat karena komitmennya yang kuat pada demokrasi dan penegakan HAM. Dalam hal ini Ganjar akan tertolak karena insiden Wadas.

Sementara, Prabowo dikaitkan dengan penculikan aktivis 1997. Kendati Prabowo mengaku sembilan aktivis yang diculiknya semuanya telah ia bebaskan, hal itu tak akan dimaafkan publik Barat.

Berbeda dengan Indonesia yang masih didominasi pemilih ideologis dalam struktur pemilihnya, pemilih di Barat lebih didominasi pemilih rasional. Lagi-lagi Anies akan unggul karena kapasitas intelektualnya dan rekam jejaknya yang gemilang saat memimpin DKI Jakarta.

Dalam hal ini, Prabowo dan Ganjar bukan tandingan Anies. Selama satu dekade memimpin Jateng, Ganjar tak mampu, bahkan terkesan tak peduli, pada kesejahteraan warganya. Jateng justru menjadi provinsi termiskin di Pulau Jawa.

Baca Juga  Memiskinkan Joko Widodo?

Sebwlum covid-19 pd 2020, Anies berhsil mereduksi tingkat kemiskinan di ibu kota. Sementara, Prabowo tak mampu membuat Indonesia bebas dari impor pangan. Proyek food estate yang dipercayakan Jokowi kepadanya terbukti gagal total. Untuk ini, publik Barat dan Cina tak dapat menerimanya.

Dominannya pemilih rasional di Barat terlihat dari terpilihnya Barack Hussein Obama, etnis Afrika, sebagai presiden AS. Di Inggris, seorg keturunan migran India, Rishi Sunak, dipercaya publik memimpin bangsanya sebagai perdana menteri. Obama dan Sunak memang terbukti cakap dalam memimpin dua bangsa besar itu.

Tetapi Ganjar akan lebih diuntungkan di Cina karena pemilihnya didominasi pemilih sosiologis. Dalam hal ini, pemilih dengan latar belakang budaya Han, yang merupakan 80% dari populasi Cina. Ganjar lebih menarik karena kebijakannya akan menopang kemakmuran Cina (baca: Han).

Baca Juga  Reformasi Jilid 2: Prabowo segera ambil alih kepemimpinan Polri

Populasi non-Han terkonsentrasi di wilayah Mongolia Dalam, Tibet, dan Xinjiang (dihuni etnis Uighur) tentu lebih condong ke Anies yang dipandang peduli pada diskriminasi yang mereka alami.

Prabowo tak menarik bagi etnis non-Han, tetapi dibandingkan Anies, Prabowo lebih disukai etnis Han karena akan melanjutkan hubungan erat Indonesia-Cina yang sangat menguntungkan masyarakat Han. Buruh Cina di Indonesia umumnya berasal dari budaya Han.

Publik Barat mengedepankan kapasitas intelektual pemimpin dan nilai-nilai universal yang di-share mereka karena pemimpin semacam ini lebih mudah difahami dan karena itu perangainya lebih dapat diprediksi.

Pengetahuannya yang objektif dan mendalam — serta karakter jujur — lebih dapat diandalkan untuk berkomunikasi dan menyusun kebijakan negara mereka terhadap negara sahabat. Masyarakat sipil Barat yang makin berpengaruh dalam politik global juga menyukai pemimpin seperti Anies.

Baca Juga  WAJAH PETANI SURAM, DITENGAH PESTA TAMBANG TIONGKOK

Awalnya, publik Barat sempat menyukai Jokowi karena terpengaruh kampanye media di tanah air yang membranding Jokowi sebagai tokoh kerakyatan yang pada dirinya mengandung unsur kebaruan, pintar, sederhana, demokratis, serta berkomitmen pada penegakan HAM.

Tak lama mereka meninggalkan Jokowi karena tak ada satu pun yang dilaporkan media nasional benar adanya. Ternyata Jokowi tak dapat dipercaya dan tak terfahami. Janjinya menyelesaikan isu pelanggaran HAM berat di masa lalu tak terbukti. Malah terjadi pemenjaraan kaum oposisi dan pembunuhan di Km 50. Sikap permisifnya terhadap ulah Cina di Laut Cina Selatan dipandang mengganggu stabilitas keamanan dan geopolitik global.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *