oleh

Mengapa Istana Sibuk Dengan Urusan Koalisi?

-OPINI-241 Dilihat

Belakangan, PDIP menawarkan diri untuk masuk koalisi besar? Jika PDIP bergabung, maka masalah akan semakin kompleks. PDIP akan meminta jatah sebagai capres. Puan Maharani adalah tokoh yang direkomendasikan. Apakah lima parpol di luar PDIP akan menerima Puan sebagai capres? Hampir tidak mungkin. Selain faktor elektabilitas, istana memang tidak menginginkan Puan jadi capres.

Baca Juga  Sofifi dan Janji yang Belum Ditunaikan

Akar dari situasi yang sungguh rumit untuk membentuk “koalisi istana” ini, apakah itu KIB maupun koalisi besar, dikarenakan adanya benturan kebutuhan antara Jokowi dan Megawati.

Jokowi ingin tetap eksis di dunia politik setelah berakhir masa jabatannya sebagai presiden. Caranya? Menjadi partner dan bahkan mentor capres yang direkomendasikan. Jika capres yang diusung berhasil, Jokowi punya kesempatan bisa mengambil alih PDIP. Ada kekuatan yang dijadikan alat untuk ambil PDIP. Karena hanya dengan ambil alih PDIP, Jokowi bisa melanjutkan eksistensinya di dunia politik. Boleh jadi, ini adalah satu-satunya peluang yang dimiliki Jokowi. Inilah salah satu faktor penting yang membuat Jokowi hari ini begitu sibuk dengan urusan koalisi.

Baca Juga  Sofifi Bukan Kota Imajiner, Menolak Narasi Reposisi

Sementara, Megawati akan mati-matian mempertahankan PDIP di tangan trah Soekarno. PDIP besar karena menganut ideologi Soekarnoisme. Maka, trah Soekarnolah yang dianggap mampu mensolidkan semua kader dan simpatisan PDIP. Tak ada ruang bagi yang lain untuk ambil posisi kepemimpinan di PDIP, termasuk Jokowi.

Chicago, 9 April 2023 !

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *