Menurut Kasim, tindakan tersebut menunjukkan wajah buruk perusahaan tambang yang semestinya hadir membawa manfaat ekonomi, bukan ketakutan bagi masyarakat sekitar. “Kehadiran perusahaan seharusnya membawa kesejahteraan, menghormati kearifan lokal, bukan malah menebar teror dan intimidasi,” ujarnya.
Kasim mendesak Kapolres Halmahera Tengah agar segera bertindak tegas dan menekan pihak perusahaan untuk bertanggung jawab serta mengganti kerugian warga yang mobilnya dirusak. Ia juga menegaskan, jika kasus ini tidak diselesaikan dengan adil dalam waktu dekat, pihaknya bersama pemuda lingkar tambang akan melakukan konsolidasi besar-besaran untuk menghentikan aktivitas tambang PT. MAI.
“Kami tidak akan tinggal diam. Jika hukum tidak berpihak pada rakyat, kami akan turun ke lapangan dan menutup aktivitas tambang sampai ada kejelasan dan keadilan bagi warga Sagea,” tandas Kasim.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT. Mahakarya Abadi Indonesia dan aparat penegak hukum belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut.
Komentar