Editorial ini memandang, RM dengan kiprahnya telah menggeser paradigma birokrasi di Ternate. Profesionalisme yang ia dorong bukan hanya disiplin administrasi, melainkan disiplin moral: bahwa seorang aparatur negara adalah pelayan, bukan penguasa. Pro-rakyat yang ia maksud bukan retorika, melainkan hadir nyata dalam keseharian pelayanan, dari Damkar hingga DLH, dari ruang kantor hingga lapangan seperti Rua dab terbaru di kastela .
Fenomena RM mengingatkan kita pada akronim besar yang pernah mewarnai panggung nasional seperti BK, SBY, JK, tokoh -tokoh yang dikenang bukan hanya karena nama, melainkan karena jejak pengabdian. Rizal Marsaoly mungkin belum berada di panggung sebesar itu, namun jejak kepemimpinan lokal yang ia tunjukkan bisa menjadi model kepemimpinan baru: sederhana, membumi, dan berani keluar dari zona nyaman birokrasi.
Rizal mendaskan sebuah konsistensi. Program Rabu Menyapa dan transformasi makna RM tidak boleh berhenti sebagai pencitraan, melainkan harus berakar sebagai budaya kerja birokrasi. DPRD, Wali Kota, dan seluruh jajaran ASN harus mendukung agar spirit ini terus hidup.
Komentar