Kita patut memberi apresiasi pada arah kebijakan ini. Di tengah banyak kepala daerah yang sibuk membangun citra politik, Sherly memilih membangun sistem. Di saat banyak pemimpin berburu popularitas, ia justru berburu kualitas ASN.
Jika komitmen ini dijaga secara konsisten, Maluku Utara bisa menjadi laboratorium reformasi birokrasi di Indonesia Timur, daerah yang bukan hanya kaya sumber daya alam, tapi juga kaya talenta ASN yang kompeten dan berintegritas.
Sherly Tjoanda sedang menulis bab baru dalam sejarah pemerintahan daerah: bab di mana meritokrasi bukan lagi impian, tapi praktik. Bab di mana ASN tidak lagi bertanya “siapa di belakangmu,” melainkan “apa kemampuanmu.”
Dan jika arah ini berlanjut, maka istilah Good Governance bukan lagi slogan futuristik, melainkan realitas baru pemerintahan Maluku Utara yang berbasis logika, data, dan keadilan.
Namun semua janji tentang komitmen dibaliknya, publik menanti bukti tentang konsistensi Gubernur Sherly Tjoanda mampu mewujudkannya dalam jangka panjang menjadi budaya di Pemprov Maluku utara.
Semoga !
Komentar