oleh

Editorial: Menjaga Adab, Merawat Tradisi Cium Tangan

-Editorial-132 Dilihat

Namun tantangannya nyata. Modernisasi dan globalisasi menghadirkan pola interaksi baru yang sering mengabaikan akar budaya lokal. Generasi muda lebih akrab dengan salam digital atau sekadar lambaian tangan ketimbang gestur penuh makna seperti cium tangan. Jika tidak ditanamkan sejak dini, lambat laun tradisi ini hanya akan tinggal cerita.

Baca Juga  EDITORIAL — Komitmen TEKAD Halmahera Selatan: Momentum Strategis yang Harus Dikonversi menjadi Hasil Nyata

Karena itu, tanggung jawab menjaga adab bukan hanya pada orang tua atau tetua adat, melainkan juga pada pejabat publik, guru, pemuka agama, hingga keluarga. Teladan mereka akan menjadi cermin bagi anak-anak untuk memahami bahwa menghormati orang tua adalah fondasi kehidupan beradab.

Cium tangan bukan sekadar tradisi. Ia adalah warisan budaya yang mengajarkan adab, menumbuhkan hormat, dan menjaga harmoni antar generasi. Menjaga tradisi ini berarti merawat jati diri bangsa.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *