Kerja sama ini menempatkan Tri Dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sebagai instrumen nyata untuk menjawab kebutuhan pembangunan lokal. Bukan sekadar mengirim anak‑anak Halsel menimba ilmu di ibu kota, tetapi memaksimalkan transfer pengetahuan, pengembangan kapasitas, serta pemanfaatan fasilitas dan sumber daya untuk kesejahteraan masyarakat di kampung halaman.
Kata‑kata Bupati Bassam menegaskan tujuan luhur itu: mendorong putra‑putri Halmahera Selatan melanjutkan pendidikan dan menjadi tenaga yang kelak dapat membangun negeri. Pernyataan Ketua STAIA DI Al‑Hikmah, Dr. Muqoddam Cholil, bahwa lembaganya merasa tertantang dan bertanggung jawab mendidik anak‑anak Halsel, menegaskan komitmen akademik yang diperlukan untuk mewujudkan janji tersebut. Namun, komitmen formal harus diterjemahkan ke program nyata agar manfaatnya terasa luas dan berkelanjutan.
Beberapa hal perlu menjadi fokus agar kerja sama ini tidak berhenti pada dokumen:
Pertama : Skema beasiswa dan bantuan biaya hidup bagi pelajar Halsel yang menempuh studi di Al‑Hikmah agar hambatan ekonomi tidak menghentikan talenta lokal.
Kedua : Program bridging dan pembekalan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pembangunan Halsel, sehingga lulusan siap bekerja atau berwirausaha di daerahnya.
Ketiga : Rencana pemulangan keahlian: program magang terstruktur, kewajiban pengabdian, atau insentif bagi lulusan yang kembali dan berkontribusi di Kabupaten.
Keempat : Penelitian terapan yang menjawab persoalan lokal (pertanian, kelautan, infrastruktur, tata kelola) sehingga ilmu yang dihasilkan langsung berdampak.
Kelima : Monitoring dan evaluasi berkala antara Pemda dan STAIA agar target capaian (jumlah mahasiswa, kualitas lulusan, output penelitian dan pengabdian) dapat diukur dan diperbaiki.
Komentar