oleh

Mardiono Ditolak, Siapa Kandidat Ketum PPP 2025-2030?

-OPINI-182 Dilihat

Acara silaturahmi nasional (Silatnas) yang beberapa waktu lalu diadakan, terdapat kesan yang sangat kuat atas menolakan pencalonan Mardiono. Bahkan isu ABM, singkatan dari “Asal Bukan Mardiono” semakin menggema di kalangan kader PPP. Lantas, siapa yang tepat untuk menahkodai PPP?

Sosok pemimpin yang transformasional adalah yang dibutuhkan oleh PPP saat ini. Bass & Avolio menyebut mereka sebagai sosok yang mampu memberikan pengaruh (role model), memiliki integritas moral yang tinggi, berkemampuan mewujudkan visi masa depan, menginspirasi serta memberikan motivasi terhadap kader, berinovasi atas strategi politik yang akan dijalankan, hingga bisa memahami dan mengembangkan potensi kader. Inilah syarat utama yang perlu dimiliki sosok calon pemimpin PPP ke depan.

Baca Juga  Memiskinkan Joko Widodo?

PPP butuh kepempimpinan yang peka terhadap situasi. Menurut Hersey-Blanchard, kepekaan atas kondisi organisasi partai juga diperlukan. Bagi Hersey, seorang pemimpin harus mampu memberikan arah yang jelas, bisa meyakinkan dan mampu memotivasi kader untuk mendukung dan menjalankan perubahan.

Untuk keluar dari kegagalan, bagi Max Weber, PPP butuh kepemimpinan yang kharismatik agar situasi krisis ini bisa teratasi. Seirang pemimpin harus mampu mengembalikan basis dukungan partai, juga menginspirasi perubahan yang mendasar dalam organisasi. Lalu, figur seperti apa yang tepat untuk memimpin PPP?

Baca Juga  Negara Kontinental di Laut Sendiri

PPP butuh sosok yang memiliki daya tarik elektoral. Ini yang paling utama. Selain berlatar belakang keislaman yang baik, punya pengalaman politik, sosok itu harus juga memiliki kapasitas transformasional, Kriteria inilah yang dibutuhkan PPP saat ini.

PPP sedang mencari siapa sosok yang punya kriteria ini. Yang pasti, ia bukan Mardiono. Karena, Mardiono terbukti tidak memiliki daya tarik electoral dan telah mengakibatkan PPP gagal lolos ambang batas parlemen. Karena alasan inilah para kader dan simpatisan PPP beramai-ramai menolak Mardiono.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *