Sektor swasta menjadi satu peluang tersisa.Dengan pertumbuhan sektor swasta terutama perusahan tambang dan industri ikutan yang membutuhkan pelibatan UMKM, peluang kerja yang disediakan swasta mungkin bisa menjawab kebutuhan pekerjaan bagi para sarjana.
Namun peluang itu bukan tanpa tantangan, bahkan tantangannya lebih berat jika dibandingkan dengan peluang kerja formal ASN.Apaagi itu baru sarjana baru dari Unkhair, belum sarjana baru dari Universitas lain di malut yang diprediksi bakal mewisuda ribuan sarjana baru plus sarjana pengangguran dari wisudawan sebelumnya.
Berdasarkan data peluang angkatan kerja di sektor swasta di Provinsi Maluku Utara, rata-rata perusahan membutuhkan pekerja dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun.Selain itu, skill yang dibutuhkan juga seperti kemampuan berbahasa mandarin.Artinya untuk sektor swasta, para sarjana ini masih membutuhkan pengalaman kerja 1 tahun, persyaratan yang nampaknya sulit diraih, artinya mereka harus mendapatkan pengalaman pekerjaan setahun terlebih dahulu baru bisa mengakses peluang kerja disektor swasta, kondisi yang mana mungkin kan.
Disisi lain, Dunia kerja nampaknya lebih membutuhkan calon pekerja yang memiliki skil ketimbang bergelar sarjana.Dunia kerja yang didominasi swasta telah mengalami pergeseran dari gelar Sarjana ke kemampuan dan keahlian alias skill.Trend di industri kerja tengah mengalami pergeseran. Salah satunya persepsi mengenai gelar sarjana yang dibandingkan dengan keterampilan kompetitif tiap individu.
Trend Global
Problem dunia kerja bagi kalangan sarjana telah menjadi trend global.Dikutip dari Detik.Com, Sebuah survei dari Burning Glass Institute melaporkan bahwa persentase pekerjaan yang membutuhkan gelar sarjana turun dari 51% pada 2017 menjadi 44% pada 2021. Menurut Gallup, persentase orang dewasa Amerika Serikat berusia 18 hingga 29 tahun yang menganggap pendidikan tinggi sebagai ‘sangat penting’ turun dari 74% menjadi 41% hanya dalam enam tahun.
Perubahan tren ini diawali oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Apple hingga Tesla, yang tidak lagi mensyaratkan gelar sarjana. Perusahaan besar menyadari, pola pikir, kemampuan, dan keterampilan yang diperoleh dari pengalaman hidup bisa sama berharganya dengan ijazah universitas di dunia yang terus berubah pesat saat ini.
Dalam kenyataan di lapangan, persyaratan ijazah berpotensi besar mengurangi jumlah pekerja yang bertalenta. Terutama talenta unggulan yang tak punya gelar sarjana.
Pengalaman Dipandang Lebih Bernilai daripada Gelar
Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengungkapkan, rata-rata pekerja berganti pekerjaan 12 kali sepanjang karier mereka. Ini mengapa pengalaman kerja dan bahkan pengalaman hidup secara umum dianggap sangat penting.
Pengalaman dinilai bisa mengembangkan cara berpikir baru dan mengembangkan kemampuan yang tidak selalu terbatas pada pekerjaan tertentu.
“Anda dapat memanfaatkan apa yang Anda peroleh dari perjalanan, magang, kegiatan sukarela, hobi, kegiatan ekstrakurikuler, dan lainnya untuk membangun aset yang relevan dengan peluang baru, pekerjaan yang mungkin belum ada beberapa tahun sebelumnya,” kata Soren Kaplan, penulis dan afiliasi di Pusat Organisasi Efektif di University of Southern California, dikutip dari Harvard Business Review.
Komentar