oleh

2 Mata Satu Wajah Malut (BI vs Kemenkeu)

-OPINI-371 Dilihat

Kemenkeu melalui (KFR), lebih Fokus pada kapasitas fiskal daerah, realisasi APBD, kualitas belanja, yang diikuti dengan analisis langsung terkait kemampuan daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan public, yang tentu relevan untuk kebijakan fiskal jangka menengah. Namun Minim pembahasan risiko makroekonomi (ekspor-impor, inflasi). Dan terlalu teknokratis, sehingga tidak selalu terbaca masyarakat luas.

Baca Juga  APBD Maluku 2025, Efisiensi Pulau, Dari Dilema Belanja Hibah

Publik tentu membutuhkan kolaborasi strategis Bank Indonesia, Kemenkeu dan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk bergerak searah, tidak sectoral, tetapi saling mengisi walau kutub yang berbeda, menyatu dalam searah visi Sejahtera yang timpang di Maluku Utara.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *