oleh

Ulasan Redaksi: Menabur Masa Depan Pertanian Halsel dari Sekolah Lapang Milenial

Dengan menyebut angka konkret—Rp 60 juta dari satu musim panen—Bassam mengangkat pertanian dari stereotip marjinal menjadi kegiatan ekonomi rasional dan menjanjikan. Ini penting untuk membalik persepsi publik dan mendorong generasi muda melihat ladang bukan sebagai beban, tapi sebagai aset.

Mengembalikan Kejayaan Kopra Lewat Hilirisasi

Sorotan Bupati terhadap kejayaan kelapa sebagai bagian dari identitas historis masyarakat Halsel menjadi sentuhan emosional yang kuat. Ia mengajak publik untuk tidak melupakan asal-usul keberhasilan pendidikan anak-anak Halsel: “Kita bisa jadi sarjana karena orang tua kita hidup dari kopra.”

Baca Juga  Bupati Hamahera Selatan, Bassam Kasuba Inspektur Upacara HUT RI Kabupaten Halmahera Selatan

Namun seruan ini bukan nostalgia semata. Pemerintah kabupaten juga mengambil langkah konkret dalam mendorong hilirisasi komoditas lokal, termasuk pembangunan industri pengolahan kelapa terpadu. Dalam konteks ekonomi daerah, ini adalah keputusan strategis: mendorong nilai tambah, menyerap tenaga kerja lokal, dan memperkuat daya tahan ekonomi terhadap fluktuasi harga komoditas mentah.

Upaya hilirisasi ini, jika berhasil, akan menempatkan Halmahera Selatan pada posisi yang lebih kompetitif di antara daerah penghasil kelapa nasional—dengan diferensiasi melalui integrasi antara hulu dan hilir produksi.

Baca Juga  Pemerintahan Bassam Kasuba Bawa Hal-Sel Capai Pertumbuhan Ekonomi Impresif, Tertinggi di Malut

Dari Program Menjadi Gerakan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *