oleh

Ulasan Redaksi: Menabur Masa Depan Pertanian Halsel dari Sekolah Lapang Milenial

Namun, tantangan berikutnya adalah menjadikan Sekolah Lapang ini bukan sekadar program pelatihan, melainkan gerakan sosial ekonomi yang berkelanjutan. Butuh dukungan lintas sektor: dari kebijakan pembiayaan, infrastruktur irigasi, akses ke teknologi, hingga penguatan pasar dan logistik.

Kunci keberhasilan bukan hanya pada kualitas modul pelatihan, tetapi juga pada keberanian peserta mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh, serta keberpihakan sistem pendukung yang memungkinkan mereka bertumbuh sebagai pelaku usaha tani yang tangguh dan inovatif.

Baca Juga  Komitmen Pengembangan Potensi Kelautan dan Perikanan Berbasis Pemberdayaan Nelayan, Bupati Bassam Kembali Salurkan Bantuan Nelayan

Penutup: Membangun Masa Depan dari Ladang Sendiri

Langkah Halmahera Selatan mencerminkan arah pembangunan yang progresif: dari ladang, lahir peradaban. Dan dari Sekolah Lapang, bisa tumbuh masa depan baru bagi pertanian Indonesia Timur—yang lebih modern, produktif, dan berkeadilan.

Jika pemerintah daerah mampu menjaga konsistensi visi ini dan membangun jembatan antara desa, pasar, dan kebijakan pusat, bukan tidak mungkin Halsel menjadi salah satu daerah pelopor dalam transformasi sektor pertanian nasional.

Baca Juga  Bupati Bassam Kasuba Perkuat Diplomasi Pembangunan: Jemput Bola Demi Kemajuan Halmahera Selatan

Redaksi percaya bahwa Sekolah Lapang Petani Milenial bukan hanya strategi pembangunan, tetapi juga pernyataan ideologis: bahwa petani tidak boleh tertinggal dalam narasi kemajuan. Sebaliknya, mereka harus menjadi pusatnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *