oleh

TAJUK EDITORIAL PU : “Nukila Agreement, Babak Baru Mereformasi Spirit HPMS sebagai Organisasi Gerakan Perubahan”

-Editorial-186 Dilihat

– Regenerasi berbasis kapasitas: Regenerasi bukan hanya soal usia, melainkan kualitas kepemimpinan. Kongres harus memprioritaskan program pendidikan kader, pelatihan advokasi, manajemen organisasi, dan literasi politik bagi anggota muda.

– Program yang relevan dan berkelanjutan: Agenda organisasi harus berorientasi pada isu nyata masyarakat Sula, memperjuangkan akses pendidikan, memperkuat jaringan diaspora pelajar-mahasiswa, serta berkontribusi pada pembangunan lokal melalui riset, advokasi, dan kerja sama dengan pemangku kepentingan daerah.

Baca Juga  EDITORIAL PU : GERTAM Cabai dan Penguatan Agromaritim Halmahera Selatan: Perempuan sebagai Pilar Ketahanan Pangan Lokal

– Sinergi lintas generasi: Senior memiliki pengalaman historis dan jaringan; generasi muda membawa energi dan inovasi. Kongres mesti merumuskan mekanisme kesinambungan yang menghargai kedua dimensi ini, misalnya peran mentor, dewan penasihat, dan struktur kepengurusan yang memberi ruang keputusan pada kaum muda.

– Keberlanjutan finansial dan akuntabilitas: Persiapan anggaran sudah menjadi perhatian dalam pertemuan Nukila. Namun perlu ada rencana pendanaan jangka panjang yang transparan dan etis, agar kegiatan organisasi tidak bergantung pada inisiatif ad-hoc semata.

Baca Juga  Ulasan Redaksi : Memotret Langkah Strategis Bupati Bassam Kasuba MoU Dengan IPDN

Nukila Agreement memberi harapan: ada niat bersama untuk menyelamatkan sebuah rumah kolektif. Namun niat tanpa rancangan pelaksanaan yang matang berisiko pupus oleh dinamika internal dan eksternal. Kongres 28 Oktober harus dimanfaatkan untuk menyusun peta jalan kebangkitan HPMS dari tata kelola hingga program kerja agar organisasi ini kembali menjadi wadah pembelajaran, ruang berproses, dan motor penggerak perubahan sosial di Kepulauan Sula.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *