Hal ini diamini oleh Rusli, yang menyebut bahwa HPMS tidak boleh hanya hidup dalam nostalgia senior. “HPMS harus kembali jadi organisasi yang bergerak. Anak-anak muda siap melanjutkan, tapi butuh wadah yang sah.”
Sementara itu, Badar Gailea dan Nandar menekankan pentingnya kesinambungan. “Senior sudah meletakkan dasar, sekarang waktunya generasi baru meneruskan. Kongres adalah pintu masuk untuk kesinambungan itu,” ujar keduanya.
Persiapan Menuju Kongres
Dalam pertemuan di Nukila itu, disepakati pula kebutuhan anggaran untuk mendukung kongres, mulai dari acara inti, konsumsi, transportasi hingga akomodasi peserta. Adapun sekretariat kegiatan akan ditempatkan di rumah Hamka A.K Duwila.
Para tokoh berharap, Kongres 28 Oktober nanti menjadi titik balik kebangkitan HPMS sebagai wadah konsolidasi pelajar dan mahasiswa Sula, sekaligus memperkuat kontribusi organisasi bagi pembangunan daerah.
“HPMS harus kembali hadir dengan gagasan, kerja nyata, dan pengabdian. Kongres ini adalah langkah awal menuju kebangkitan itu,” pungkas salah satu tokoh dalam pertemuan tersebut(***)
Komentar