Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan akses pendidikan yang merata dan inklusif bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang mereka.
Kembali ke sekolah bukan hanya sekadar melanjutkan pendidikan, tetapi juga memberikan harapan baru bagi anak-anak tersebut. Salah satu anak yang kembali bersekolah adalah seorang siswa kelas 1 yang terlambat masuk sekolah selama sebulan. Meskipun ada anak yang sudah seharusnya masuk ke jenjang SMA tetapi harus kembali ke kelas dua, Wali Kota Tauhid menegaskan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan. Ini adalah pernyataan yang menggugah dan mencerminkan semangat inklusi dalam pendidikan.
Dinas PPPA Kota Ternate, melalui Marjorie S. Amal, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Kembali ke Sekolah, sebuah program kolaboratif antara Dinas PPPA dan Dinas Pendidikan. Program ini juga merupakan tindak lanjut dari Peringatan Hari Anak Nasional 2025, di mana bantuan diberikan kepada anak-anak yang putus sekolah. Langkah ini tidak hanya berfokus pada aspek pendidikan, tetapi juga memperhatikan lokasi tempat tinggal anak agar mereka dapat bersekolah dengan lebih mudah.
Kepala SMP 7 Kota Ternate, Bustamin Hamzah, menambahkan bahwa sekolah memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk memulai tahapan kompetensi tertentu. Dengan adanya pendampingan dari guru, diharapkan anak-anak ini dapat mengejar ketertinggalan mereka dan menyelesaikan program di tingkat SMP. Ini adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya kembali ke sekolah, tetapi juga dapat berprestasi dan memenuhi syarat untuk ujian.
Komentar