Pertama, “Diperlukan reformulasi kurikulum berbasis outcome yang menggabungkan kompetensi teknis, soft skills, dan pendidikan karakter yang inklusif”ujar ia.
Ke dua “Penguatan kemitraan kampus–industri–pemerintah melalui skema riset terapan, magang terstruktur, dan inkubator bisnis kampus”
Ke tiga “Investasi infrastruktur digital dan pelatihan dosen untuk mengoptimalkan pembelajaran hibrid dan kolaborasi lintas wilayah”urainya.
Ke empat “ Mekanisme evaluasi terukur untuk aspek 4K: indikator capaian pembelajaran, tracer study alumni, dan evaluasi dampak sosial ekonomi program”
Lebih jauh, ia menelaah bahwa Pidato Dr. Rizal Marsaoly pada PKKMB Unkhair menyodorkan kerangka 4K yang pragmatis dan bernuansa etis bagi pembentukan mahasiswa ideal di era global.
Abdurahman menandaskan, tantangan berikutnya adalah menerjemahkan visi ini menjadi kebijakan, praktik akademik, dan kolaborasi yang konkret yang tidak hanya memperkuat kapasitas individu, tetapi juga mendorong kontribusi nyata bagi pembangunan daerah dan ketahanan sosial.
“Realisasi visi menarik itu memerlukan sinergi lintas sektor, komitmen institusional, serta kajian empiris yang terus-menerus untuk memastikan relevansi dan keberlanjutannya”pungkasnya.(***)
Komentar