oleh

Demonstrasi dan Penyegaran Di Tubuh Polri

-OPINI-313 Dilihat

Era kekuasaan telah berganti. Dari Jokowi ke Prabowo. Eskalasi ketegangan di panggung demonstrasi belum menunjukkan adanya perubahan. Kerusuhan masih menjadi ritual, benturan antara rakyat dengan aparat, luka dan kematian dianggap kebiasaan.

Siapa yang harus bertanggung jawab atas luka dan kematian rakyat ini?

Selain penegakan hukum, meski seringkali juga tidak tuntas, yang lebih dibutuhkan adalah pentingnya profesionalitas kinerja aparat, khususnya dalam garis komando.

Baca Juga  Setelah Jokowi Terpinggirkan, Siapa Jadi Oposisi Prabowo?

Problem kedisiplinan dan profesionalitas meningkatkan tuntutan publik terhadap reformasi di tubuh Polri. Reformasi bisa diawali dengan langkah penyegaran struktural. Kongkritnya? Perlu resposisi di tubuh Polri, mulai dari tingkat paling atas hingga paling bawah. Strukturalisasi merupakan langkah penyegaran yang paling efektif, karena dapat menjadi spirit profesionalitas dalam kinerja.

Jenderal Listyo Sigit Prabowo diangkat menjadi Kapolri sejak Januari 2021. Hampir empat tahun di era Jokowi dan 11 bulan di era Prabowo. Genap 4,8 tahun. Ini terlalu lama dan dipastikan telah menghambat proses kaderisasi dan regenerasi di tubuh Polri. Tentu, ini tidak sehat dalam organisasi. Wajar jika publik terus menuntut pergantian Kapolri.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *