Perjanjian Zaragoza (1529) kemudian menyudahi konflik dua kerajaan Eropa itu—dengan Portugal membeli hak atas Moloku Kie Raha, mengukuhkan monopoli atas cengkeh.
Dari Cengkeh ke Konflik Abadi, Peristiwa Moloku Kie Raha pada abad ke-16 menjadi cermin dari konflik geopolitik global modern: siapa menguasai sumber daya, menguasai dunia. Bom, senjata, nuklir, hingga bambu runcing, semuanya hanyalah “alat”, intinya adalah rempah, emas, minyak, atau Nikel.
Cengkeh dari Moloku Kie Raha, sebagaimana minyak dari Teluk Persia atau gandum dari Ukraina, telah menjadi titik strategis perebutan pengaruh ekonomi dan kedaulatan politik.
Moloku Kie Raha adalah mikrokosmos dari perebutan global. Dari cengkeh yang diperdagangkan melalui Konstantinopel, kejatuhan kota itu, hingga perjanjian kolonial dan monopoli rempah, semua menunjukkan bahwa penguasaan ekonomi selalu menjadi akar utama konflik antarbangsa
Sejarah cengkeh bukan hanya soal dagang—tetapi tentang kedaulatan, ketimpangan, penjajahan, dan perlawanan. Warisan konflik di gugus pulau ini menjadi cermin konflik global saat ini: siapa menguasai sumber daya, akan menentukan nasib dunia.
Komentar