LIRA menilai bahwa selama menjabat, dr. Alwia tidak memberikan perubahan signifikan. “RSUD CB begitu-begitu saja, stagnan. Tidak ada pembenahan berarti,” tandas Said, dalam pernyataan kritis yang mencerminkan kekecewaan mendalam atas kondisi pelayanan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah provinsi tersebut.
Kritik LIRA juga menyoroti masalah yang telah lama menjadi rahasia umum di kalangan publik dan tenaga kesehatan: minimnya fasilitas, kurangnya dokter spesialis, serta buruknya kualitas layanan. Dari masalah kelangkaan spesialis jantung, ortopedi, hingga fasilitas alat kesehatan yang disebut “tak lagi memadai”, semuanya memperparah krisis kepercayaan masyarakat terhadap institusi kesehatan terbesar di Malut ini.
Tak hanya soal kualitas layanan dan data, LIRA bahkan menyebut adanya indikasi kuat keterlibatan Alwia dalam praktik lama yang tak transparan. “Dia tidak bisa diharapkan membenahi RSUD CB karena masih terkait erat dengan manajemen rezim masa lalu,” ujar Said.
Pernyataan keras ini mempertegas bahwa persoalan RSUD CB bukan sekadar soal administratif, tapi sudah menyentuh ranah integritas dan tata kelola. Bahkan dalam laporan-laporan sebelumnya, mencuat pula dugaan praktik korupsi di tubuh RSUD CB, yang hingga kini belum sepenuhnya terbuka ke publik.
Komentar