Kegiatan HAN yang digelar di Taman Nukila, Minggu (20/7/2025), menjadi cermin dari semangat itu. Di tengah kemajuan teknologi yang perlahan menggusur akar budaya, pemerintah Kota Ternate justru memilih permainan tradisional sebagai panggung utama. Sebuah langkah kecil tapi bermakna besar, sebab dalam tawa anak-anak yang bermain permainan tradisional, tersimpan nilai kebersamaan, sportivitas, dan identitas budaya yang kian pudar.
Yang menarik, kepedulian terhadap tumbuh kembang anak di kota ini tak hanya datang dari sang wali kota. Sang istri, Ny. Marliza Marsaoly Tauhid, juga tampil sebagai sosok ibu kota yang aktif memperjuangkan ruang bermain dan nilai-nilai luhur untuk anak-anak. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua TP-PKK, Marliza tegas menyuarakan pentingnya permainan tradisional tak sekadar sebagai nostalgia, tetapi sebagai alat pendidikan karakter di PAUD.
Kita patut mencatat bagaimana pasangan pemimpin ini tidak hanya berbicara soal anak dalam bahasa program, tapi dalam tindakan yang menyentuh.
Komentar