oleh

Dinasti Jokowi Digoyang?

-OPINI-301 Dilihat

Tony Rosyid : Progamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Berbeda dengan SBY, panggilan akrab presiden ke-6 yang turun dengan tenang dan nyaris tidak ada gejolak, Jokowi turun seolah penuh tragedi. Setidaknya ada dua. Pertama soal ijasah. Kedua, tuntutan pemakzulan terhadap Gibran. Kedua isu ini secara politik bisa cukup berat. Terutama untuk karir keluarga Jokowi.

Kenapa keluarga Jokowi, dan bukan hanya Jokowi? Perlu dipahami bahwa politik itu sangat personal. Urusan masing-masing orang. Kakak-adik, bapak-anak, bahkan suami istri biasa memiliki identitas politik masing-masing. Satu dengan yang lain terpisah. Tapi, dalam politik Jokowi, identitas keluarga menyatu menjadi satu entitas. Semua berasal dari satu sumber yaitu kekuasaan Jokowi. Dari kekuasaan inilah Gibran menjadi Walikota Solo, lalu wakil presiden. Bobbi Nasution, menantu Jokowi, jadi Walikota Medan, lalu Gubernur Sumut. Juga Kaesang dalam hitungan hari langsung menjadi ketua PSI. Kesuksesan mereka sulit dirasionalisasi tanpa back up kekuasaan Jokowi.

Baca Juga  Ledakan Penduduk, Kepadatan, dan Pola Migrasi Penduduk Makian

Politik keluarga Jokowi ibarat pohon. Jokowi sebagai akarnya. Anak dan menantu menjadi cabang dari pohon-pohon itu. Ketika akar pohon tidak kuat menahan terpaan angin, maka semuanya ikut tumbang.

Di atas pundak Jokowi ada beban politik terhadap Gibran, Bobbi dan Kaesang. Ketiganya adalah anak-anak muda yang sedang menanjak karirnya. Tapi, karena karir mereka tidak tegak di atas kematangan pengalaman sendiri, tapi lebih karena bersumber dari kekuasaan Sang ayah, maka nasibnya akan sangat bergantung kepada kekuatan Jokowi. Jika Jokowi kuat, mereka akan ikut kuat, dan peluang masa depannya lapang. Tapi, jika kekuatan Jokowi melemah, maka kekuatan dan masa depan politik mereka akan ikut melemah, dan bisa jadi akan menunggu waktu untuk runtuh.

Baca Juga  SEDIKIT CATATAN UNTUK SHERLY-SARBIN

Saat ini, Jokowi sedang menghadapi tuduhan jasah palsu. Jokowi bahkan dikejar-kejar oleh sejumlah pihak yang selama Jokowi berkuasa, mereka merasa diperlakukan tidak adil. Jokowi terlibat konflik dan permusuhan dengan mereka. Pendekatan konflik yang dilakukan Jokowi saat berkuasa tidak begitu saja terhapus dan terlupakan setelah Jokowi lengser.

Jadi, masalah utama, dan ini yang paling krusial mengapa Jokowi setelah pensiun masih terus dikejar masalah adalah “jejak permusuhan Jokowi sedemikian masif kepada banyak kelompok”. Ini fakta obyektif yang tidak bisa dipungkiri”.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *