Makian, Kie Marah, Taba, Waikyowon atau sebutan lain yang mengambarkan pulau yang terletak di selatan dari 4 (empat) pulau tertata di peraiaran Maluku disebut Kie Raha adalah gugusan pulau utama di kawasan kepulauan Maluku oleh masyarakat local menyebut dengan Kie Ma Fato-fato, Kie Marah Ma Sarabi, menjadi simbol terdepan deretan pulau di wilayah Maluku atau sebutan lain dari Maloku Kie Raha menempatkan kie marah ma sarabi sebagai satu kesatuan bangunan utuh dalam trandisi Moloku Kie Raha.
Kie Raha gambaran 4 (empat) pulau utama wilayah pemukiman, pusat budaya, ekonomi dan sosial di masa keemasan komoditi cengkeh, telah memperkenalkan ke pasar global sebagai kepulauan rempah yang memaksa bangsa eropa mengelilinggi dunia, merebut kuasa ekonomi global dari interaksi pasar antar negara di berbagai belahan dunia, dari wilayah gugusan kepulauan yang disebut Moloku Kie Raha.
Kie Marah (Gunung Kie Besi) mencatatkan siklus amarah gunung berapa dari letusan setiap 100 tahun, dentuman dasyarat gunung berapi sebagai wujud amarah alam pada tata kelola dan pemanfaatan tak ramah lingkungan, menjadi pesan bagi pemegang Amanah (khalifah) atas alam semesat telah menjadi modal social (Sosial Capital) bagi proses interaksi manusia dengan mahluk lain ciptaanNya dalam satu kesatuan kesemestaan.
Letusan Gunung Kie Besi memiliki siklus konsisten dalam catatan litusan tidak ditemukan bencana yang mengakibatkan angka kematian yang signifikan jika di bandingkan letusan gunung berapa di wilayah lain, keyakinan akan letusan gunung kie besi sebagai isyarat pengendalian lingkungan, membuat Masyarakat di pulau ini memiliki ketabahan bermukim di pulau kecil walau selalu dihantui ancaman litusan gunung berapi, telah memunculkan sebut “Taba” atau “Tabah” adalah kegigihan warganya dalam menjalankan kehidupan dengan ancaman bencana yang datang silih berganti namun tak membuat warganya bermigrasi secara ekstrim.
Masyarakat yang bermukim di Pulau Makian berdasarkan catatan statestik periode 1950an hingga awal 1970an mencatatkan angka kelahiran tertinggi di Kawasan kepulauan Maluku dan menempatkan Pulau Makian dengan Tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, memunculkan budaya migrasi baru yang bergeser ke pulau-pulau kecil di Kawasan ini dan membentuk pemukiman baru seperti Kayoa, Leley, Kasiruta dan pulau-pulau kecil disekitarnya, bahkan makin meluas ke pulau Halmahera, Ternate, Moti, dan berbagai pulau di wilayah Maluku Utara sebagai pemukiman baru.
Komentar