Konstalasi pemilihan Gubernur Maluku utara sedang diwarnai percaturan sengit koalisi partai politik.
Para kontestan kandidat calon Gubernur mulai dari H.Ahmad Hidayat Mus, Aliong Mus, H.Muhammad Kasuba, H.Husain Sjah, Benny Laos dan Taufik Madjid dan kandidat calon Wakil Gubernur Basri Salam dan Sahril Taher berjibaku merebut rekomendasi partai-partai politik.
Basri Salama dan Sahril Taher adalah 2 kandidat calon Wakil Gubernur terbaca muncul ke permukaan percaturan koalisi.Status sebagai pimpinan partai politik pemilik kursi parlemen signifikan membuat nilai tawar ke duanya tinggi sehingga ikut tertarik pusaran arus koalisi di pilgub Malut.
Koalisi partai politik di pilgub Malut adalah sebuah keniscayaan politik.Sebab seluruh parpol di parlemen Deprov Malut hasil pemilu 2024 tak satupun yang meraih 9 kursi, kuota kursi untuk bisa mencalonkan calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur. Maka seluruh kontestan kandidat calon Wakil Gubernur-Kandidat Calon Wakil Gubernur harus menggalang koalisi partai politik untuk bisa meraih tiket KPU Malut sebagai calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur.
Kandidat calon Gubernur H.Muhammad Kasuba yang telah direkomendasikan PKS sebagai calon Gubernur masih harus menggalang koalisi partai politik untuk menambal 4 kursi lagi guna memenuhi kebutuhan kuota 9 kursi.
AHM yang digadang-gadang meraih rekomendasi partai Golkar pemilik 8 kursi Deprov Malut masih harus menggalang koalisi paling tidak menambah 1 kursi agar bisa lolos sebagai calon Gubernur Maluku utara.
Demikian Aliong Mus yang ikut bersaing dengan kakanda tersayangnya merebut rekomendasi DPP partai Golkar harus menggalang koaisi parpol untuk bisa mencukupi syarat 9 kursi.
Komentar