PIKIRAN UMMAT.COM—JAKARTA||Himpunan Keluarga Besar Maluku Utara di Jakarta atau HIKMU Pusat tak luput menyemarakkan bulan suci ramadhan dengan kegiatan amaliah sosial guna mempererat tali silaturahmi dan membantu sesama warga malut se Jabodetabek.
HIKMU Pusat di Jakarta menggelar acara buka puasa bersama yang dirangkai dengan kegiatan berbagi bersama Warga Malut se Jobodetabek sebanyak 100 paket bantuan, Sabtu (16/3/2024).
Kegiatan bertajuk Buka Bersama & Tauziah Ramdhan HIKMU ke I itu dilangsungkan di rumah tokoh perempuan HIKMU, mendiang Isteri Politisi dan aktivis kawakan nasional serta tokoh Malut almarhum Iqbal Assagaf, Ibu Rahma Muhammad atau akrab di sampa Ibu Ama di Jl. Sepat no. 11 RT/RW 007/002, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Rencananya, agenda Buka puasa bersama dan Tauziah Ramdhan akan dilangsungkan sebanyak 3 kali selama bulan suci ramadhan 1445 Hijriah ini.
Acara dihadiri selain ketua dan pengurus HIKMU juga para tokoh dan sesepuh serta warga HIKMU se Jabodetabek.
Acara diawali sambutan ketua panitia Ridwan Soleman dilanjutkan dengan sambutan Ketua Umum HIKMU Nabil M. Salim, Kultum oleh Ustadz Luthfi Kiat dan setelah Shalat Isya dilanjut dengan tausiah Hikma Ramadan yang disampaikan oleh ustadz Habib Umar Shihab.
Ketua Umum HIKMU, Nabil M.Salim dalam mengawai sambutanya menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT atas rahmat sehat dan panjang umur sehingga bisa bertemu dengan ramadhan yang akan datang dan Terimakasih nya kepada Ibu Ama sekeluarga sebagai tuan rumah yang baik, panitia Buka Puasa bersama serta atas kehadiran warga HIKMU sekalian.
Sapaan karib Nabil Bul-Bul ini kemudian menyatakan bahwa”Berbicara Bulan Ramadhan, kita semua faham bahwa Ramadhan merupakan bulan istimewa. Karena, pada bulan inilah setiap Muslim berusaha menempa diri untuk menjadi insan yang terbaik, melalui puasa dan amalan Ramadhan lainnya. Sifat insan terbaik tidak lain ialah takwa sebagaimana tujuan utama berpuasa (QS al-Baqarah: 186)”ujar dia.
Pada bulan suci ini menurut Ketum HIKMU “Ada beberapa sifat yang patut dan sangat penting untuk kita ketahui
Bersama yakni Pertama, Sifat Pemurah.
Salah satu amalan Ramadhan yang sungguh baik adalah bersikap
pemurah atau dermawan bagi sesama, terutama bagi saudara kita yang sangat memerlukan”jelasnya.
Nabil mengutip hadis Nabi Muhammad SAW “Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah
adalah seorang yang paling pemurah, lebih-lebih pada Ramadhan (HR Bukhari dan Muslim)”ungkapnya.
Lanjutnya pula bahwa “Sikap pemurah atau dermawan itu menumbuhkan empati dan rasa mau berbagi dengan orang lain.
“Jika dia kaya, harus berbagi dengan saudaranya yang miskin. Kalau dia berilmu, harus mau mencerdaskan orang lain dengan ilmunya. Manakala
dia memiliki kekuasaan, dapat dimanfaatkannya untuk menyejahterakan orang banyak. Apabila dia berkecukupan dalam apa saja terpanggil untuk menolong siapa saja yang kekurangan”sambungnya menjelaskan.
Kedua menurut dia “Sifat Tolong-menolong Dan Empati.Semangat tolong-menolong dan saling bekerja sama sendiri merupakan perintah dalam Islam”tandasnya.
“Allah berfirman yang artinya, Dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan (QS al- Maidah: 2)”
Nabil menjelaskan bahwa “Ajaran ini sangat mulia karena setiap Muslim diajarkan untuk mau ber-ta awun dengan siapa pun dalam hal-hal yang baik, sebaliknya tukas dia, jangan bekerja sama dalam segala keburukan.
“Tidak ada alasan, apalagi kita ini terlibat dalam organisasi Kerukunan Keluarga, adalah paguyuban dan sebagai organisasi sosial. Jadi sesungguhnya puasa dapat mengasah kepekaan untuk peduli terhadap persoalan sesama”
Termasuk tandas Nabil Bul-Bul, mendidik seorang hamba tidak saja
memiliki empati kepada sesama Muslim, tetapi juga manusia pada umumnya, tanpa melihat latar belakang agama.
“Saya mengiutip penjelasan Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam dalam kitabnya, Maqâshidush Shaum, beliau mengatakan “Karena sesungguhnya orang berpuasa ketika dia merasakan lapar, dia mengingat rasa lapar itu. Hal itulah yang memberikan dorongan kepadanya untuk memberi makan pada orang yang lapar”.jelasnya filosofis.
Ketiga, menurut Ketum HIKMU “Ibadah Sosial
Sekilas puasa memang hanya mendidik rasa empati seseorang untuk memiliki sifat tenggang rasa kepada orang-orang yang hidup berkekurangan, tetapi jika ditarik ke nilai solidaritas universal, maka puasa juga mengajarkan kepedulian sesama dalam aspek kehidupan sosial yang lebih kompleks” urainya.
Terakhir, Ketum HKMU, Nabil M.Salim berharap “Semoga ibadah puasa tahun 1445 H ini dan seterusnya bisa menjadikan kita hamba-hamba yang memiliki nilai solidaritas sosial tinggi, baik sesama Muslim atau manusia pada umumnya tanpa memandang latar belakang agama dan status sosial kita”tutup Bapak Nabil M.Salim, Ketua Umum HIKMU(***)