HEADLINEOPINI

Hut Ke-72 AGK, Tetaplah Menjadi Mercusuar Di Tengah Badai Anti Rasuah

Oleh: Riyanda Barmawi (Pegiat Literasi Jakarta)

 

KH. Abdul Ghani Kasuba, atau akrab disapa AGK, mempunyai pengalaman panjang dalam membangun dunia pendidikan di kawasan Timur Indonesia, terutamanya Maluku Utara hingga Papua. Sosok ulama karismatik ini tidak hanya dikenal sebagai seorang pendidik yang konsisten di jalan dakwah, melainkan juga perintis yang membangun banyak lembaga pendidikan di pelosok-pelosok Maluku Utara dan Papua.

Jalan pengabdian kepada rakyat dan ummat telah dia lakukan jauh sebelum namanya mengorbit dalam semesta politik lokal Maluku Utara. Karenanya, berkat kebaikan dan ketulusannya, banyak masyarakat yang menyambut positif keputusannya di dalam mengarungi pengabdian melalui jalur-jalur politik dan pemerintahan. Meski demikian, AGK tetap setia dengan dunia lamanya: Al-Khairat dan Dakwah.

Setelah melintasi jalanan terjal dunia politik, pada 2 Mei 2014, AGK berhasil menorehkan sebuah momentum bersejarah bagi dirinya dan masyarakat Maluku Utara. Pada momentum inilah AGK diberikan mandat oleh masyarakat sebagai Gubernur ke-2 dalam sejarah Maluku Utara. Kontras dengan kebanyakan politisi yang cenderung berpikir tentang kenyamanan dirinya, sebaliknya: AGK tampil menjadi sosok penuh keakraban yang berpikir tentang kebaikan.

Kebaikan, ungkap filsuf ternama Konfusius, adalah cerminan dari manusia yang unggul. Ungkapan ini tentu bukan sekedar klaim tanpa dasar. Kalau mencermati sepak terjang AGK dari sebelum menjalani pengabdian di dunia politik, AGK terpotret konsisten menyebarkan kebaikan melalui dakwah Islamiah di pelosok-pelosok Maluku Utara hingga Papua. Sebagian besar hidupnya dicurahkan untuk hal baik yang dampaknya terasa di banyak masyarakat.

Kini, setelah memasuki penghujung masa jabatannya sebagai Gubernur untuk periode kedua, sosok ulama karismatik yang mendapat tempat di hati masyarakat Maluku Utara, dihadapi dengan ujian. Ujian ini, menurutnya, merupakan konsekuensi jabatan yang diembannya. Kendati dihadapkan dengan situasi sulit, AGK tetap memperlihatkan sikap tegar dan lapang dalam menghadapi kenyataan, sembari menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Maluku Utara.

Tidak sedikit masyarakat yang terpukul dan sedih mendengar kabar yang kurang menyenangkan dari Komisi Anti-Rasuah di waktu lalu. Kesedihan ini tentu merupakan luapan perasaan yang wajar. Mengingat selama menahkodai Maluku Utara dari 2014 sampai saat ini, AGK telah mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membangun Daerah mencapai kemajuan yang berarti.

Dalam bidang ekonomi, kepemimpinan AGK tercatat berhasil membawa Provinsi Maluku Utara tampil sebagai Daerah yang mengalami akselerasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Di tahun 2022 lalu, tingkat pertumbuhan perekonomian Maluku Utara, mencapai 22,94 persen. Capaian ini lebih tinggi dari capaian pertumbuhan pada periode sebelumnya yang tercatat sebesar 16,79 persen.

Sementara dalam aspek demokrasi, kepemimpinan AGK tetap mampu menjaga kualitas demokrasi yang substansial, baik dari aspek kebebasan sipil, hak-hak politik dan institusi-institusi demokrasi. AGK dapat menghadirkan keseimbangan, kondusifitas, keamanan dan kedamaian di tengah-tengah masyarakat. Tidak heran manakala Kemenko Polhukam dan Kemendagri memberinya penghargaan di bidang demokrasi.

Keberhasilan AGK semasa memimpin Maluku Utara juga terpotret dari keberhasilan pembangunan sektor kelautan. Keberhasilannya dalam mengelola, mengembangkan, dan membangun di sektor kelautan telah diakui oleh negara yang ditandai dengan pemberian tanda jasa Kehormatan Setya Lencana Wira Karya oleh Presiden pada 2017 lalu.

Akhirnya, di hari yang baik ini, tepat pada usianya yang ke-72 tahun, tiada kata yang bisa kami haturkan selain harapan dan doa terbaik kepada sang pelopor kemajuan, semoga Allah SWT memberi kesehatan, kekuatan serta umur panjang. Tetaplah tegar dan sabar menghadapi ujian, yang insyaallah dapat segera berlalu, serta tetap menjadi Mercusuar yang menerangi dengan ilmu dan nilai kebajikan dan menjadi Kompas yang menuntun menuju kemaslahatan. Ribuan kebaikan yang telah ditorehkan tidak akan hilang hanya dengan setitik persoalan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *