Ada kawan, seorang Ustaz. Dia cerita. Dia didatangi oleh utusan salah satu capres. Mudah ditebak tujuan kedatangannya: ajak dukung capresnya. Ini biasa dan lumrah. Namanya juga kampanye. Cari dukungan sebanyak-banyaknya. Terutama dari orang-orang yang punya pengaruh. Satu ustadz bisa ajak ribuan jama’ah untuk milih capres. Kiai, ustaz, muballig, pendeta, pastur, biksu dan agamawan lain adalah figur yang berpengaruh.
Yang luar biasa, si utusan capres bilang: gue mau ajak lu seneng. Lu bantu gue, lu minta kendaraan operasional apa? Alphard? Pajero Sport? Sebut aja. Ini lembar kertas MoU. Lu sebutin aja. Uang operasional berapa lu mau? Lu sebutin aja.
Lu-gue. Ini bahasa yang mereka pakai. Konon katanya mereka berdua emang temen lama. Temen dari susah. Sekarang orangnya capres sudah sukses. Mau ajak seneng si ustaz.
Lalu, si utusan capres keluar. Lihat mobil si ustaz. Mobil yang ia tawarkan lebih bagus dan lebih mahal dari mobil ustaz yang diparkir. Sambil ngeledek kepada si Ustaz, utusan capres bilang: masih berapa lama cicilannya?
Makin mantabs ia rayu dan tawarin mobil kepada si Ustaz. Inget: Alphard atau Pajero Sport? Utusan capres itu juga bilang: di pilpres 2024, bos gue paling besar dananya.
Komentar