Kita semua tentu punya memori dalam perjalanan hidup.Dan di deretan memori itu,pasti ada yang teramat perlu menjadi pijakan hidup karena memberi pengalaman paling buruk atau bahkan paling mengesankan dan senantiasa menjadi pengingat dalam setiap waktu.
Kemarin,tiba-tiba saja saya mengingat seseorang,sosok yang sempat mengisi memori saya sebagai pribadi yang patut di kenang,bahkan hingga seumur hidup.Dia menempati satu dari sekian bilik hati saya,yang tak begitu luas untuk orang-orang “spesial” dalam hidup hingga di usia ini.Dan saya ingin menulis tentangnya di serial tulisan ini,untuk sekedar mematrikan memori bersamanya yang pernah terbangun,teramat indah dan mengesankan.
Sosok itu adalah alm.Halil Umasugi.Pertama kali menginjakan kakinya di Tidore bersama keluarga di tahun 1979 karena di tempatkan sebagai guru pada SMPN Soasio [sekarang SMPN 1 Tidore],setelah menamatkan PGSLP di Ambon.Bersama istrinya Sitti Ridwan Umasugi,yang setia membantu sang suami menghidupi keluarga dengan berjualan makanan masak di pasar Sari Malaha.Maklum,sebagai “pendatang” ke daerah yang benar-benar baru,keluarga ini harus memulai membangun hidup dari nol.Berasal dari desa Waeputih kecamatan Huamual di Seram [sekarang kabupaten Seram Bagian Barat].
Kami pertama kali bersua di tahun 1982.Saya kelas 1 di SMP tadi dan beliau guru IPS-nya.Saya benar-benar terpikat dengan sosok ini bahkan hingga mengidolakannya diam-diam sebagai guru yang saya senangi.Teramat banyak kenangan.Apa yang kerap di terangkan di kelas kala itu,masih kuat tertanam di memori saya bahkan di banyak teman-teman.Beliau,guru dalam arti yang seluas-luasnya.
Tuhan mungkin saja mempertemukan kami dalam keutuhan,kesepurnaan hingga keindahan sebuah potret ideal “hablumminnas” yang luar biasa mengesankan : tahun 1982 kami pertama kali bersua,beliau guru SMP dan saya muridnya.Di tahun 1995,kami sama-sama menjadi guru di SMAN 1 Soasio [sekarang SMAN 1 Tidore].Tahun 2010,saya kepala dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga kota Tidore Kepulauan dan beliau salah satu staf saya.Tahun 2020,tepatnya tanggal 14 Oktober beliau berpulang menghadap sang pencipta dan saya turut memandikan,mensholatkan dan mengantar jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhir.Akhir dari sebuah interaksi kemanusiaan dan ketulusan yang hebat bersamanya, di bangun 28 tahun lamanya,1982 hingga 2020,nyaris di separuh usia saya.
Komentar