Tadi malam,sebagaimana sudah sering,saya Tarwih di masjid lama saya,masjid induk Nyili Gamtufkange,di kelurahan Gamtufkange,Tidore.Sebagai masjid yang punya pertautan erat dengan kesultanan,umumnya punya Tarwih 20 rakaat di tambah 3 rakaat Witir.
Saat menuju ruang wudhu,terdengar celoteh seorang bocah yang buru-buru bersama beberapa teman sebaya sedang menuju ruang yang sama karena keburu “terlambat”.
Rupanya,terdengar suara sang imam yang di kenali,telah memulai sholat Isya.Ini celotehannya : cepat,malam ini pesawat.Saya menangkap maksudnya hingga terasa lucu.Analog “pesawat” ini maksudnya agak cepat,kalau tak bisa di bilang super cepat,bila di imami anak muda yang fasih bacaannya ini.Dia mantan Lurah di sini dan anak didik saya yang penurut di SMA dulu.
☆☆☆☆☆☆☆
Di masjid Muttaqien,Ternate,saya Tarwih di sini di awal Ramadhan lalu.Ada dua hal yang “mirip” dengan masjid di Gamtufkange tadi,20 rakaat di tambah Witir dan “kecepatan” sang imam.Di beberapa masjid di kota Ternate di Ramadhan ini yang saya pernah jamaah,termasuk Masjid Raya Almunawwarah,mungkin di masjid ini,kecepatan sang imam di malam itu terasa “berbeda”.
☆☆☆☆☆☆☆
Mengingat situasi di dua masjid berbeda saat Tarwih tadi,sontak ingatan saya tertuju pada postingan-postingan di akun Facebooknya karib saya,@Hasby Yusuf,di momentum Piala Dunia di 2022 lalu.Dia kerap membanggakan dengan maksud bercanda sesama pendukung kontestan,kecepatan salah satu pemain dari tim kesayangannya yang potensial jadi kontributor gol timnas negara itu dengan istilah “kecepatan cahaya”.Mengingatnya,terasa ada yang lucu.
☆☆☆☆☆☆☆
Di 23 April lalu,di sebuah Tweetnya,DR.KHM.Luqman Hakim,menulis : “Seluruh Ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi saw,sesungguhnya mengandung seluruh makna Syariat,Thariqat,Hakikat dan Ma’rifat.
Komentar