oleh

LEBARAN KAOS ADIDAS DAN ALMARHUM IBU KU.

-OPINI-48 Dilihat

 

Pepatah klasik itu benar adanya “Kasih ibu sepanjang masa”.Kasih sayangnya bahkan melewati ruang dan waktu.Sampai dia tiada, pengabdiannya seolah tak hilang dan lekang oleh ruang dan waktu.Meskipun dia telah tiada, pesan moralnya senantiasa menuntun hidup kita untuk menjadi insan yang terbaik.

Bertarung nyawa untuk melahirkan bayi mungil lalu berpeluh untuk membesarkan nya dengan penuh sentuhan kasih sayang adalah giat yang mengisi hari-harinya sepanjang hidup Mama. Masa pengabdian terbaik yang kita rasakan dan nikmati sampai dia telah berpulang kerahmatullah.

Ibu bak bintang yang senantiasa bersinar menerangi gulita nya malam.

Baca Juga  Apakah Prabowo, KPK, Polri dan Kejaksaan mau Legalkan Korupsi rezim Jokowi?

Setiap lebaran Idul fitri, senantiasa menyiratkan nomori indah nan berkesan Mama, terlebih karena dia telah tiada, pergi dikala aku bisa mempersembahkan pengabdian terbaik padanya.

Saat menulis kalimat terakhir ini, saya tak bisa menahan haru, mengenang jasa manusia terbaik dalam hidup ku ini.

Seperti semua ibunda di dunia, mama saya memang tak tertandingi jasanya.Ditengah keterbatasanya, tanggun jawabnya untuk saya bisa membaca Al-Qur’an, saya bisa pintar agar senantiasa mendapat juara setiap kenaikan kelas, nilai ajaran orang punya orang punya kita punya kita punya dan bagaimana menjaga etika sopan santun dan bersahabat dalam kehidupan sosial itu tak luput semasa hidupnya.

Baca Juga  Prabowo bukan Presiden Indonesia

Ibu saya amarhum Hj.Asma Alwi dikapung di Desa Dalam, Ngofakiaha Makian pulau adalah ibu rumah tangga biasa yang populer dengan panggilan kalifah Asma.Dia dipanggil a kalifa karena Mama ku guru ngaji di kampung yang banyak menghasilkan anak didiknya (santri) biaa baca dan khatam Al qur’an —Semoga Alah SWT menerima segala amal ibadahnya sebagai amal jariyah, Aamiin Yarabbal Alamin.Alhamdulillah hidupnya bisa berguna untuk orang lain.Ingat pesan Rosulullah siapa manusia yang baik ? Adalah manusia yang bisa berguna bagi orang lain.

Banyak momentum penting yang Mamaku jalani dalam hidupnya.Dia adalah salah satu pagar hidup yang disentuh perhiasan rantai yang terbuat dari buah manyi-manyi -demikian sebutan di kampung saya-oleh Presiden RI Pertama kala menyambut kunjungan nya ke pulau Makian pada medio tahun 1950 an.
Ibu saya juga adalah qori langganan kala acara menyambut kedatangan para syeikh dari Arab yang kala itu kerap mengunjungi pulau Makian.

Baca Juga  Menguji Nyali Gubernur Cantik, Mampukah Sherly Membangun Pemprov Malut Yang Bersih Bebas KKN ?

Oleh orang-orang dikapung, Ibu saya adalah sosok wanita yang pandai mengaji dengan suara yang merdu, demikianlah dia sering didaulat sebagai Qoriah untuk acara-acara istimewa.Saya mengenangnya dengan bangga.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *