Ketahuan ! Bagaimana Cara Lembaga Survey Menjatuhkan Anies.
Refly mengaku tercengang ketika ada lembaga survey yang mematok kontrak Rp 100 miliar dalam setahun.
PIKIRAN UMMAT.Com—Jakarta||Lembaga survey kembali menuai kritik tajam pakar hukum tata negara.Lembaga survey dinilai tidak independen dan Tendeansius menjatuhkan elektabilitas capres Anies Baswedan.Ada lembaga survey terkemuka terendus menawarkan kontrak Rp.100 milyar per tahun nya.
Dilansir dari media on line Democrazy.Id,Ahli hukum dan pengamat politik, Refly Harun memberikan kritik pada lembaga survey.
Kritikan tersebut dia sampaikan lewat akun You Tubenya, Refly Harun. Dengan judul: Terbongkar!Cara Lembaga Survey Main Rekayasa, Ketahuan, Ngacir!.
Refly Harun membuat video ini setelah mendapatkan pengakuan dari pengamat ekonomi Yanuar Rizky yang tak sengaja jadi sasaran responden dari lembaga survey.
Lembaga survey itu kata dia juga merupakan salah satu lembaga survey papan atas dan berpengaruh di Indonesia. Namun tak sampai disebut nama lembaganya.
Refly mencontohkan misalnya ada sebuah pertanyaan potensial A ada terkait kinerja dengan opsi percaya atau tidak.
Namun anehnya kemudian pada kandidat lain tak ada pertanyaan serupa seperti itu.
Ini dalam kurung tanda tanya. A dalam kurung ini mungkin Anies, jadi ketika untuk Anies ada dua opsi percaya atau tidak. Tetapi kandidat lain tak ada pertanyaan seperti itu,” ujarnya.
Bahkan, secara sengaja lembaga survey tersebut coba mencantumkan pertanyaan tentang Formula E yang sempat ramai.
“Saya protes kalau satu pihak ditanya korupsi Formula e red,” kata Refly yang coba menirukan gaya bicara Yanuar Rizky.
Dari sini Refly berani mengambil kesimpulan jika kelakuan lembaga survey maju tak gentar membela yang bayar.
Preferensi ini lah yang menggerakkan lembaga survey. Preferensi ini tak lepas dari pemodal,” bebernya.
Sebab itu Refly mengaku tercengang ketika ada lembaga survey yang mematok kontrak Rp 100 miliar dalam setahun.
“Maka jangan heran kalau ada lembaga survey yang lakukan setiap bulan. Seolah setiap bulan bisa berubah pemikiran seseorang,” bebernya.
Karena itu kemudian lembaga survey ini dituntut melakukan survey sesuai kontrak.
“Yang dimenangkan yang menyewa. Rasanya tak mungkin surveynya buruk orang yang ingin dipopularitaskan bohirnya. Dan ini besar pengaruhnya terhadap pemenangan seseorang,” tegas Refly kembali.
Dia menambahkan bahwa calon tertentu disebut akan memiliki suara paling besar. Dengan elektabilitas tinggi maka jika mau menang calonkan lah dia.
“Karena elektabilitas paling tinggi maka partai politik dikumpulkan jadi satu maka ditentukan lah lawan,” imbuhnya.