Ada dua topik cerita malam tadi yang ingin sekali saya tulis.Kebetulan saja memang ada sisi menariknya dan sedikit spesial.Tapi itu semua harus masuk “daftar tunggu” gara-gara usai Sahur tadi,saya iseng membuka Facebook dan membaca postingan seorang kawan yang berdomisili di Sofifi,Oba Utara,ibukota Provinsi Maluku Utara.
Saya kutip : “Dalam sistim yang baik,orang jahat di paksa menjadi baik.Sebaliknya,dalam sistim yang buruk,orang baik di paksa menjadi jahat”.Saya sontak tertarik mengomentarinya.Dengan maksud bercanda,saya menuliskan : Sesama staf bisa saling mendholimi tanpa sepengetahuan Pimpinan.hhh”.
Sebetulnya ini bahasa manajemen dan tata kelola yang sudah sering kita dengar.Yang kebetulan membuat saya terinspirasi saja,yang “luar biasa”.
Inspirasi itu yang membuat saya menulis tentang ini : fakta yang saya alami dalam karir saya.Kebetulan saja saya seorang Aparatur Sipil Negara [ASN] yang berkarir di sebuah Pemerintah Daerah di Muluku Utara.Subjektifkah???sabar dulu.Subjektifitas itu kesan pribadi yang tidak bisa di “verifikasi” atau di kontrol pihak lain,publik.Kalau saya menyampaikan ini secara lisan kepada teman-teman saya dalam cerita lepas di “Teras Aton”,itu bisa jadi subjektif karena teman-teman ini bukan subjek yang “berkepentingan”.Tetapi jika saya menuliskannya dan di baca publik maka terbuka kesempatan kepada semua orang,khususnya yang merasa di “senggol” untuk bisa mengklarifikasi ataupun membela diri.Di sini bedanya.Jadi jangan terbiasa sedikit-sedikit mengklaim sesuatu itu subjektif.Oke???
Komentar