oleh

TAJUK EDITORIAL : Bassam Kasuba dan Seni Memimpin di Tengah Pemangkasan Anggaran

-Editorial-184 Dilihat

Pemotongan Dana Transfer ke Daerah (TKD) hingga 29 persen oleh pemerintah pusat tentu bukan kabar menggembirakan bagi banyak daerah. Namun, di tangan seorang pemimpin yang kreatif dan bermental tangguh, tekanan fiskal justru bisa menjadi momentum lahirnya inovasi dan kemandirian daerah.

Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, menunjukkan kualitas kepemimpinan seperti itu. Ia tidak terjebak dalam narasi keluhan, tetapi memilih menjadikan kebijakan pemangkasan sebagai tantangan untuk berbenah dan berkreasi. Sikap ini memperlihatkan karakter seorang birokrat muda yang berpikir strategis dan tidak mudah menyerah pada situasi.

Baca Juga  Editorial: E-Parking, Wajah Baru Reformasi Progresif Kota Ternate

Bassam memahami bahwa ketergantungan pada dana transfer pusat hanya akan membuat daerah lemah dan reaktif terhadap kebijakan nasional. Karena itu, ia mendorong perangkat daerah untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui inovasi kebijakan, efisiensi anggaran, dan pemberdayaan potensi ekonomi lokal.

Langkah menaikkan target PAD dari Rp 215 miliar menjadi Rp 250 miliar adalah sinyal kuat bahwa Halmahera Selatan sedang bergerak menuju daerah yang berdaya secara fiskal. Tantangan yang dihadapi kini bukan sekadar soal angka, tetapi soal kemampuan manajerial dan kreativitas pemerintah daerah dalam menciptakan sumber pendapatan baru.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *