Namun, di tengah pemangkasan TKD, ia mendorong agar pemerintah daerah tidak terjebak dalam ketergantungan. Alternatif solusi harus dikejar dengan cara mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Maluku Utara ini negeri kaya sumber daya alam. Perusahaan-perusahaan besar kelas dunia beroperasi di sini. Artinya, peluang menggenjot PAD masih sangat terbuka,” ungkap akademisi yang akrab disapa Bang Sof ini.
Lebih jauh, ia menyinggung bahwa Maluku Utara saat ini menempati posisi nomor satu pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada triwulan II tahun 2025, dengan capaian di atas 32 persen. Kondisi itu, menurutnya, harus dibarengi dengan strategi pengelolaan fiskal yang cerdas agar capaian ekonomi tidak hanya sekadar angka, tetapi juga menetes pada kesejahteraan masyarakat.
Komentar