Bungsu dari empat bersaudara ini tumbuh di Desa Tongute, Halmahera Barat, dalam keluarga sederhana. Ayahnya, Abubakar Ibrahim, bekerja sebagai tukang bangunan. Ibunya, Ruwaida Kyi, adalah ibu rumah tangga.
Selama masa kuliah, Ratu tak pernah merasakan beasiswa. Namun cinta dan dukungan orangtua, menjadi bahan bakar utama yang menyalakan semangatnya.
“Meski mereka tidak sekolah tinggi, tapi mereka ingin anak-anaknya jadi orang berpendidikan,” ucap Ratu dengan mata berkaca-kaca.
Tak hanya unggul akademik, Ratu menorehkan prestasi di kancah internasional. Ia mewakili Indonesia dalam Asia Youth International MUN di Malaysia (2022), mengikuti program student exchange ke Thailand, serta menyandang gelar Duta Bahasa Nasional (2023). Ia juga tampil sebagai presenter dalam forum ilmiah internasional di Universitas Islam Indonesia pada 2024.
“Saya ambil jurusan Bahasa Inggris karena saya ingin anak-anak di Maluku Utara punya akses menuju dunia global. Kemampuan bahasa itu penting, dan saya ingin jadi bagian dari perubahan itu,” tutur Ratu, mengakhiri wawancara dengan Kehumasan Unkhair.
Demikian dilansir dari portal humas Unkhair Ternate(***)
Komentar