oleh

Kader PPP: “ABM” atau “Asal Bukan Mardiono”

-OPINI-123 Dilihat

Pertanyaannya: kenapa muncul nama-nama calon ketum yang didominasi oleh para tokoh luar kader PPP? Setelah dilacak, ternyata alasanya hanya satu: para kader PPP tidak menginginkan plt ketum PPP yaitu Mardiono maju dan memimpin kembali PPP. Mardiono dianggap telah gagal memimpin partai yang lahir din
era Soeharto ini. Sejak berdiri 5 Januari tahun 1973, PPP tidak pernah gagal dalam pemilu. Partai hasil fusi dari empat partai Islam yaitu NU, PERTI, PSII dan PARMUSI ini selalu berhasil mendudukkan para kadernya di DPR. PPP selalu punya wakilnya di Senayan. Tapi, sejak partai berlambang Ka’bah ini dipimpin Mardiono, PPP gagal masuk ke Senayan. PPP terlempar dan terdampar. Tak ada lagi wakil PPP di Senayan. Dan ini baru yang pertama kali terjadi pada sejarah panjang PPP. Sebuah tragedi yang sangat serius. Bokeh dibilang ini adalah kecelakaan sejarah. Dipimpin Mardiono, PPP gagal.

Baca Juga  Kapal Istana Negara: Ibu Kota Bergerak Negara Kepulauan

Para kader yang telah berjuang keras dengan semua pengalaman dan kekuatan logistiknya untuk mendapatkan kursi di DPR, gagal. Meski diantara mereka adalah incumbent dan telah berhasil mengumpulkan suara yang jumlahnya cukup untuk menjadi anggota DPR. Karena PPP gagal mencapai perolehan suara minimal Parliamentary Threshold 4 persen, maka hasil perjuangan dan suara para kader itu terbuang sia-sia. Suara PPP lari ke 5 kursi PDIP, dua kursi Nasdem, dan sisanya dibagi satu-satu partai lainnya. Ironis !

Baca Juga  PURBAYA

Itulah faktanya. Maka, jika PPP tetap dipimpin Mardiono, tak ada lagi trust dari para kader, terutama caleg-caleg yang akhirnya gagal masuk Senayan itu. Besar kemungkinan, mereka akan pindah dan jadi caleg dari partai lain. Trauma !

Respon publik pun akan negatif jika Mardiono tetap bertahan memimpin PPP. Inilah mengapa para kader PPP ramai-ramai menolak Mardiono. Alasanya? Karena tak ingin PPP gagal lagi.

Baca Juga  Joko Widodo di anggap menghalangi eksekusi putusan Inkrah Silvester

Sekarang, PPP tak ubahnya seperti PSI, PBB, partai Umat, partai Gelora, partai Perindo, partai Hanura, dan partai-partai yang gagal dan tidak lolos ke Senayan.

Kegagalan PPP ke Senayan ini dinilai fatal. Sebab, belum ada sejarah partai yang terlempar dari Senayan itu bisa kembali. Lihat nasib PBB dan Hanura.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *