oleh

Menatap 2026: Ekonom Mukhtar Adam : Pemerintah Harus Siapkan APBN Ekspansif, Tangguh Hadapi Gejolak Global

-HEADLINE-422 Dilihat

Sementara itu, sektor perdagangan mengalami tekanan. Surplus perdagangan menyempit akibat turunnya harga komoditas unggulan dan peningkatan impor. Namun, cadangan devisa tetap kuat, dan nilai tukar rupiah terdepresiasi secara moderat.

Mukhtar menilai bahwa koordinasi kebijakan antara pemerintah dan Bank Indonesia berjalan baik, namun kewaspadaan tetap diperlukan. “Stabilitas makro harus dijaga sembari memastikan bahwa stimulus fiskal dapat mendorong permintaan domestik yang menjadi andalan pertumbuhan,” jelasnya.

Baca Juga  Dari Forum APKASI : Jakarta Terdiam Saat Bupati Bassam Kasuba Bicara : Wilayah Timur Itu Bukan Pinggiran

Asumsi Makro 2026: Optimistis Realistis

Mukhtar memprediksi, Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2026 di kisaran 5,2–5,8%, dengan inflasi terjaga antara 1,5–3,5%. Nilai tukar rupiah dipatok konservatif di Rp16.500–16.900 per USD, mencerminkan kehati-hatian terhadap dinamika eksternal, ujarnya.

Defisit anggaran direncanakan pada level 2,48–2,53% dari PDB masih di bawah batas fiskal 3% yang diatur undang-undang. Rasio utang dipertahankan di kisaran 40% dari PDB, memberikan ruang fiskal untuk stimulus jika dibutuhkan.

Baca Juga  Mukhtar Adam Menjawab : Menimbang Ulang Kritik Kanda Abdurrahim Fabanyo, Antara Romantisme Masa Lalu dan Realitas Tata Kelola Keuangan Era Reformasi

Dari sektor energi dan sumber daya alam, lifting minyak dan gas ditargetkan stabil, dengan harga minyak mentah Indonesia (ICP) diasumsikan USD 60–80 per barel.

Arah Kebijakan: Kedaulatan dan Pembangunan Inklusif

Tema besar APBN 2026 adalah “Kedaulatan Pangan, Energi, dan Ekonomi”. Pemerintah menetapkan delapan prioritas utama: mulai dari ketahanan pangan dan energi, program makan bergizi gratis, hingga penguatan pendidikan, kesehatan, serta akselerasi investasi.

Baca Juga  Catatan Redaksi : Simbol Pusat Pemerintahan di Sofifi: Antara Larangan untuk OPD dan Keteladanan yang Tak Jelas dari Gubernur

Belanja negara dirancang lebih produktif dan efisien, dengan orientasi pada value for money. Inovasi pembiayaan melalui SWF dan KPBU akan dioptimalkan agar pembangunan infrastruktur tetap berjalan tanpa menambah beban utang secara berlebihan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *