oleh

KAHMI DAN Konsolidasi Daerah (Catatan Jelang Pertemuan Regional MN -KAHMI Malut, Maluku dan Papua)

-OPINI-963 Dilihat

Dalam konteks ini kita melihat, di satu sisi ada idealisasi gerakan dan semacam romantisme yang tumbuh di kalangan anggota KAHMI untuk menawarkan cita-cita humanitarianisme dalam pembangunan bermartabat. Dan di sisi lain, pilihan itu sekaligus sebagai satu-satunya jalan tengah bagi mereka untuk bisa menikmati berkah kekuasaan dengan segala pahit getirnya. Dengan berkah itu, mengapa tidak kita nikmati saja hidup dan bersikap aji mumpung dengan sebebas-bebasnya?

Sementara di sisi lain kita menyaksikan munculnya krisis dalam berbagai dimensi kehidupan, yang dipertajam lagi oleh hempasan krisis ekonomi global, yang tiba-tiba saja ikut menelanjangi tabir kekeliruan kebijakan pembangunan yang selama ini hanya menjadi ajang perluasan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan. Problematika pembangunan itulah yang harusnya menjadi lahan pergumulan KAHMI, dengan bebas mengekspresikan potensi pengetahuan yang dimilikinya. Konsolidasi KAHMI harus menemukan titik pergulatan dengan realitas masyarakat yang sekarang dihadapi dengan gagasan dan karya bernas. Inilah gerakan kebudayaan yang membutuhkan pendalaman apresiasi kita semua.
Apa yang saya gambarkan ini hanyalah salah satu perspektif untuk menyimak pergeseran peran KAHMI dalam desakan perubahan dan tantangan pembangunan daerah. Perhatian yang lebih mendalam mengenai makna dan tujuan pembangunan tentu akan memberikan gambaran yang utuh tentang transformasi nilai yang terjadi dalam masyarakat.

Baca Juga  Keresahan Prof Eggi Sudjana dkk. Terhadap Demo Rusuh Indonesia

Tuntutan terhadap peningkatan peran KAHMI Maluku Utara, termasuk kemampuan untuk memahami nilai-nilai universal seperti transparansi, hak asasi manusia, demokrasi, dan pemberdayaan masyarakat lokal menjadi penting untuk diperjuangkan. Beberapa syarat yang harus dikaji dan dirumuskan dalam Muswil II antara lain :

Pertama, Peranan KAHMI harus lebih dirasakan oleh masyarakat, apa dan bagaimana kiprah KAHMI. Karena itu, pertemuan ini harus menjadi starting point untuk
mendefinisikan kembali ”ruh” KAHMI sebagai insan pencipta, pengabdi bagi
kemaslahatan masyarakat.

Baca Juga  Seribu Rupiah, Seribu Pulau, dan Seribu Tanda Tanya

Kedua, KAHMI merupakan produk sejarah yang lahir dari rahim HMI dan telah menghasilkan jutaan alumni potensial di semua lini bidang kehidupan, ini harus di sadari sebagai sebuah kekuatan dan sinergi yang perlu dihidupkan. Karenanya, konsolidasi gagasan, struktur dan konsolidasi keadilan terhadap daerah layak dan wajib diperjuangkan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *