Dari aspek teoritis, pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dijelaskan melalui kerangka pertumbuhan neoklasik maupun teori basis-ekonomi regional. Teori basis-ekonomi mengemukakan bahwa sektor yang berorientasi ekspor (basis) dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan daerah, dengan dampak multiplikatif terhadap sektor lainnya. Dalam konteks Maluku Utara, sektor berbasis sumber daya (pertambangan dan industri pengolahan hasil tambang) tampaknya berfungsi sebagai leading sectors atau sektor basis yang mendorong pertumbuhan. Sementara itu, teori pertumbuhan endogen menekankan peran akumulasi modal, peningkatan produktivitas, dan spillover teknologi sebagai faktor pendorong pertumbuhan jangka panjang.
Pertumbuhan spektakuler Moloku Kie Raha yang ditopang oleh investasi besar di industri pengolahan nikel dapat ditinjau melalui kerangka ini: akumulasi modal fisik (misalnya pembangunan smelter) meningkatkan kapasitas produksi dan mendorong output regional.
Dari data publikasi resmi BPS mengenai pertumbuhan ekonomi Triwulan II-2025, Provinsi Maluku Utara dan Nasional digunakan untuk memotret perekonomian Maluku Utara terhadap perkembangan ekonomi nasional
Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara Triwulan II-2025 (Q-to-Q, Y-on-Y, C-to-C)
Pada Triwulan II-2025, perekonomian Maluku Utara melanjutkan tren pertumbuhan yang mengesankan. Secara quarter-to-quarter (q-to-q), PDRB Maluku Utara tumbuh 5,16% dibandingkan Triwulan I-2025. Pertumbuhan triwulanan ini lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi Indonesia secara nasional pada periode yang sama, yang tercatat 4,04% (q-to-q).
Secara year-on-year (y-on-y), yaitu dibandingkan Triwulan II-2024, ekonomi Maluku Utara melonjak 32,09%. Angka ini sangat kontras dengan pertumbuhan PDB nasional y-on-y sebesar 5,12%. Sementara itu, secara cumulative-to-cumulative (c-to-c), yakni kinerja Semester I-2025 dibanding Semester I-2024, Maluku Utara mencatat pertumbuhan 33,21%. Sebagai pembanding, ekonomi nasional Semester I-2025 tumbuh 4,99% (c-to-c). Data ini mengindikasikan bahwa laju ekspansi ekonomi Maluku Utara sekitar 6-7 kali lipat lebih cepat daripada rata-rata nasional pada periode tersebut.
Komentar