oleh

Pilwako Ternate 2024, Meneguhkan Visi Prularisme

Pemilihan Walikota Ternate 2024 memiliki makna strategis bagi perkembangan masa depan Kota Ternate itu sendiri.Pemerintah Kota Ternate Hasil pemilihan Walikota-Wakil Walikota 2024 otomatis menentukan masa depan kota ternate paling tidak lima tahun ke depan.Sebab di tangan Walikota Ternate 2024-2029, seluruh sektor kehidupan masyarakat di atur melaui kebijakan pemerintah Kota Ternate.

So ! Siapa dan seperti apa sosok Walikota otomatis menentukan nasib warga Kota Ternate.Sistem memang sudah standar namun perspektif dan cara pandang pribadi seorang pemimpin atau Walikota bakal mempengaruhi setiap kebijakannya.

Pada tataran visioner, Apakah kota ternate secara sosial politik sebagai kota pruralisme akan terus berkembang ataukah mengalami perubahan sosial politik yang unik primordialisme?.Itu  menjadi pertanyaan kritis publik Kota Ternate.

Baca Juga  KPU Hal-Sel Resmi Tetapkan Bassam Kasuba-Helmi Umar Muksin Bupati-Wakil Bupati Terpilih Pilkada Halmahera Selatan

Tentu warga Kota sebagai pemilik suara atau pemilik kedaulatan di pilwako bermimpi akan terus mempertahankan kota ternate yang prural.

Pruralisme urgensinya linear dengan keadilan pelayanan publik dan pembangunan sekaligus antitesa terhadap primordial yang berpotensi menimbulkan ketidak adilan.Efek pruralisme adalah Kota Ternate yang adil dan damai demikian sebaliknya primordialisme potensial menghadirkan ketidak adilan sosial politik.

Mimpi indah warga kota ternate akan kota Ternate yang prural itu karena ada sejarah panjang nya.Sejarah pruralisme yang membuat Kita Ternate menjadi kota termaju dan terdepan di Provinsi Maluku utara bahkan menjadi ikon Malut di tingkat nasional dan global.

Kota ternate tak bisa dipungkiri sejak lampau mengalami perkembangan sebagai kota yang termaju di Maluku utara karena bertumbuh unik sebagai kota dengan struktur masyarakat prural.Sejalan, warga kota di bawah kaki Gunung Gamalama ini terus mengalami dan menikmati perkembangan ternate yang damai dan dinamis di setiap denyut kehidupan masyarakat.

Baca Juga  Reses Perdana, Politisi Golkar Kota Ternate Fuad Alhadi Menerima "Surat Cinta" Dari Lurah Moya.Apa Isinya ?

Pemerintahan modern Kota Ternate sejak era Walikota Syamsir Andili sampai Walikota Tauhid Soleman terus berupaya memperkuat tatanan sosial politik yang prural.

Walikota Ternate Dr.M.Tauhid Soleman memaknai  visi pruralisme Kota Ternate lebih substansial Kota Ternate sebagai rumah besar bersama bagi seluruh warga Kota Ternate.

Makna eksplisitnya dapat dimaknai sebagai Kota prularisme, kota dimana seluruh warga kota ternate yang berasal dari beragam suku dan agama hidup setara dalam keadilan akses pelayanan publik dan pembangunan.

Pluralisme (Bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural (beragam) dan isme (paham) yang berarti paham atas keberagaman.

Baca Juga  Alinsi Peduli Demokrasi Maluku Utara Jilid II Klaim Berhasil Boikot PT.NHM

Pruralisme di kota Ternate ditandai oleh dua ciri khas yakni :

  1. Pluralisme Agama. Masyarakat Kota memeluk dan menghayati beragam agama dan kepercayaan. …
  2. Pluralisme Budaya. Kita Ternate Secara umum, Masyarakat berbudaya yang bisa diartikan sebagai pikiran, akal budi, adat istiadat, dan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan suatu kelompok masyarakat.

Tantangan.

Pemilihan Walikota -Wakil Walikota pada satu sisi memberikan harapan penguatan nilai pruralisme namun tidak menutup kemungkinan menghadirkan ancaman terhadap pruralisme itu sendiri.

Tantangan besar yang dihadapi Kota Ternate adalah tumbuhnya semangat primordial di pilwako Kota Ternate.Kepentingan politik memenangkan kontestasi telah memicu langkah mobilisasi kekuatan-kekuatan primordial.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *