PIKIRAN UMMAT.COM—LABUHA||Proyek Rumah Sakit Pulau Makaian yang mangkrak rupanya diduga ada biang keladinya.Informasi yang dihimpun media ini, praktek mafia fee proyek diduga menjadi buntut mengapa Mega proyek di pulau Makian yang beraumber dari dana DAK itu sampai mangkrak pekerjaannya.
Belakangan, Bupati Hal-Sel Bassam Kasuba yang baru menjabat Bupati Hal-Sel setelah proyek itu berjalan dan mangkrak justru kena getahnya.Entah kepentingan politik atau kepentingan apa, Bupati Bassam yang bertekad melanjutkan proyek Rumah Sakit Makian dituding berbohong, padahal kontraktor juga siap melanjutkan pekerjaan proyek ini.
”Ada nuansa, pihak tertentu menghendaki permasalahan pembangunan di pulau makian bermasalah sehingga bisa dikelola sebagai isu politik mendiskreditkan bupati Bassam kasuba”nilai sumber or derecord media ini.
Sumber of derecord media ini mengungkapkan, perusahan kontraktor diduga kena palak fee proyek tinggi sehingga dana awal tidak bisa membiayai maksimal pekerjaan proyek dilapangan.
”kabarnya perusahan kena patok fee proyek sejak pencairan awal puluhan persen sehingga dana perusahan melemah tidak bisa membiayai operasional proyek”ungkap sumber of derecord ini.
”Apa lagi lokasi proyek di pulau makian yang hight cost atau beresiko biaya tinggi”tambah dia.
Sayangnya dia tidak menyebut jelas siapa pejabat yang terlibat dalam mafia fee proyek .Sumber of derecord ini tidak menunjuk langsung posisi jabatan yang sangat mungkin mempengaruhi kebijakan tender dan pelaksanaan proyek.
Mangkraknya proyek RSP di Pulau Makian ini belakangan permasalahannya di timpakan kepada Bupati Bassam Kasuba.Dia yang kala awal proyek ini masih sebagai wakil bupati yang tidak punya kuasa apa-apa terhadap tender dan pelaksanaan awal pembangunan seolah dituntut menampung semua residu atau racun dari kerja mafia proyek ini.
Namun Bupati Hal-Sel Bupati Bassam Kasuba yang hanya melanjutkan kebijakan anggaran yang telah disahkan di era Bupati Usman Sidik berupaya sekuat tenaga menyelesaikan proyek RSP Pulau Makian ini.
“Buapti Bassam pemimpin yang sangat peduli rakyat makian ya”imbuh sumber yang mengaku warga Makayoa ini.
Sementara Sekda Hal-Sel Safiun Rajulan sebagai Ketua TAPD yang terlibat aktif dan mestinya tahu seluk beluk penganggaran proyek ini seolah bumkan soal dana 20 M dari kebijakan Bupati dan melempar tanggun jawab ke kepalada Dinas DPKAD Hal-Sel.
Dilansir dari klik fakta.Com, Safiun mengaku tidak terlalu memahami penganggaran lanjutan proyek RSP dan mempersilahkan media untuk mengkonfirmasikan ke kepala Keuangan Daerah yakni Farid.
Bupati Hal-Sel Bassam Kasuba belakangan dihujat karena dinilai ingkar janji atas janjinya bakal menganggarkan 20 milyar untuk pembangunan lanjutan proyek RSP Pulau Makian.Tudingan berbau fitnah ini membingunkan banyak pihak.Sebab sudah ada komitmen Bupati dan diperkuat kepala DPKAD Hal-Sel.
Pihak perusahan kontraktor pelaksana proyek RSP Pulau Makian dan Sekda Hal-Sel belum dimintai konfirmasinya terkait isu ini.
Sementara kepala DPKAD Hal-Sel, Farid yang dikutip klarifikasi seputar isu dana 20 M itu membenarkan klaim Bupati Hal-Sel Bassam Kasuba.
“Yg diperdebatkan sampe bilang pak bupati Bafoya itu soal anggaran 20 M tarada di APBD 2024, jd Jubir pemda ni so tara faeda baru tara bisa tangkis isu.”
“Yg harus di pertegas itu pak Bupati sebut anggaran 20 M itu di APBD perubahan seperti yg om Ris tulis, tapi publik tara baca isi berita kong dong moma sabaran bilang 20 M di APBD Induk, makanya dong bilang bupati bafoya”
Sumber lain menilai Kabag humas lemah mengelola informasi publik sehingga informasi bias dan hoax berkembang cukup masih mendiakreditkan Bupati Bassam Kasuba.
“Bupati sudah harus evaluasi Kabag humas nampaknya tak berguna merespons dinamika informasi hoax dan bias yang berkembang”tukas dia(***)