Tapi, faktor yang paling dominan adalah bahwa Jokowi tidak memiliki prospek di PDIP. Pilihannya adalah ambil PDIP, atau berada di luar PDIP. Ini faktor utamanya.
Semula, Jokowi berupaya capreskan Ganjar Pranowo melalui Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Ini jalan efektif untuk membangun kekuatan di internal PDIP. Sebuah sekenario yang bisa mengarah pada kudeta pimpinan PDIP pasca Megawati. Sinyal itu sangat kuat. Tapi, Gagal !. Ganjar rupanya lebih loyal dan patuh pada Megawati. Gagal ambil Ganjar, Jokowi bermanuver ke Prabowo. Dukungan Jokowi ke Prabowo dibuktikan dengan menjadikan Gibran sebagai cawapres Prabowo.
Clear ! Setelah cawapreskan Gibran, Jokowi terang-terangan akan melawan Megawati dan PDIP. Jokowi seorang politisi yang sangat berpengalaman dan piawai. Jokowi pasti sudah hitung dengan cermat dan matang. Sebesar apa kekuatan PDIP, dan dari sini ia siap mengahadapinya. Ini sekaligus menjadi informasi kepada publik, bahwa PDIP sepertinya tidak sekuat dulu lagi. Saat ini, Jokowi pegang kendali sepenuhnya. PDIP nampaknya tidak memiliki cukup energi dan kekuatan untuk melawan, apalagi impechment Jokowi. Kenapa? Karena pendaftran pilpres sudah dimulai. Semua partai (di luar PDIP dan PPP) sudah berada di koalisi yang lain. Artinya, partai-partai telah sepekat untuk mengawal pemilu sukses. Tidak ada opsi lagi untuk jatuhkan Jokowi.
Semua menteri dan pejabat tinggi yang berafiliasi kepada PDIP diberi pilihan. Loyal kepada Jokowi dan tetap dipertahankan? Atau loyal ke Megawati, lalu dipecat?
Dengan sikap dan manuver politik Jokowi yang ekstrim ini, bagaimana reaksi PDIP dan Megawati? Apakah semua menterinya akan mundur? Tidakkah ini justru merugikan PDIP itu sendiri?
Komentar