oleh

Cafe Djoung,Spirit Perubahan dan Kemanusiaan [Part.35].

-OPINI-252 Dilihat

Inisiasi “subsidi silang” di mulai lagi.Mulai dari mengumpulkan bahan-bahan secara swadaya untuk di bangun kembali hingga menginisiasi “dompet dhuafa”.Maklum,mayoritas inisiator hingga “pengunjung tetap”  agr ini saat itu, bukan kalangan “berduit”.Sebagian bahannya diambil dari sisa-sisa pembongkaran bangunan tempat jualan semi parmanen di samping pasar Sarimalaha.Jadilah cafe Djoung seperti saat ini.Sejujurnya,banyak orang yang secara personal punya “jasa” yang lebih di sini.Saya tak menyebutnya.

Menyebut nama “cafe” oleh sebagian orang yang belum pernah berkunjung,mungkin membayangkan ini bangunan parmanen dengan segala fasilitas layaknya cafe  “beneran”.Bukan itu kawan.Memang tidak dimaksudkan untuk ada fasilitas Karaoke hingga mungkin live musik disini.Cafe ini “menjual” Menu dan kualitas dialektika.Apa parameternya???lihat siapa saja “tokoh” yang pernah mampir dan berbagi hingga sharing gagasan dan pandangannya di sini.Ada akademisi top UGM Cornelis Lay, anggota DPR-RI kala itu Fahri Hamzah dan Syaiful Bahri Ruray, Boki Nita Budi Susanti, Beny Ramdhani hingga Abdul Gafur, tokoh Golkar yang mantan Menpora di zaman Orde Baru.Di lokal Maluku Utara, tak terhitung jumlahnya.

Baca Juga  Program Linkage Perbankan, Solusi Pembiayaan Koperasi Merah Putih (KMP)

Meski sempat menjadi momok bagi pemerintah daerah yang bikin ASN di sini jadi “takut” menyambangi tempat ini,entah itu untuk menikmati menunya atau sekedar melepas penat,tak akan mengalahkan “niat baik” dan motivasi awal cafe ini didirikan.Waktu juga yang akan menjawab itu.Niat baik???ini sederetan contoh yang bisa menjelaskan betapa kehadirannya juga punya manfaat kemanusiaan bagi sesama.Cafe Djoung pernah menjadi posko menginisiasi bantuan untuk bencana kemanusiaan di Palu,Sulawesi Tengah, hingga “anggota”nya turut mengantar sekaligus menjadi relawan untuk beberapa lama di sana.Juga gempa di Halmahera Selatan yang meluluhlantahkan sebagian wilayahnya di Gane,Komunitas di  Gane ini turut menjadi bagian yang sama dengan di Palu tadi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *