oleh

“SEJARAH ORKES GAMBUS DI TERNATE”

By.Alwi Sagaf Alhadar/Ketua KPID Malut & Budayawan.

Benar kata pepatah Melayu, “patah tumbuh hilang berganti”. Artinya, sesuatu yang telah hilang, kelak akan ada gantinya. Entah itu kapan. Dalam bahasa populer sehari-hari sering disebut regenerasi.

Begitu pula yang terjadi di jagat seni musik gambus di kota Ternate. Walau jeda waktu antara keduanya terbilang cukup lama. Lebih dari setengah abad. Satunya (OG Al-Fadjar) berwara-wiri di era 50an , sedangkan yang lain (OG Al-Falah) mulai eksis di awal era millenium. Namun kedua orkes gambus ini tetap berkelindan pada poros irama yang sama.

Baca Juga  Keren ! Bupati Bassam Kasuba Manjakan Warga Hal-Sel Dengan Hiburan Lepas Sambut Tahun 2024-2025 Dengan Apik

Kala itu, irama musik yang “difungsikan” sebagai media dakwah ini berkutat hanya di pusat kota Ternate. Mulai dari Kampong Makassar (utara), Kampong Tenga’ (tengah), dan Falajawa (selatan).

Aroma Timur Tengah kembali terasa di bumi Ternate Majang. Petikan gambus, irisan biola serta tabuhan gendang dan tabla bertalu-talu kontan menggerakkan kaki bagi yang mendengarnya. Gerakan ini tentu tanpa disadari. Mungkin saja daya magis dari alunan irama gambus itu sendiri yang menggerakkan nurani pemain yang serta-merta ikut pula menghipnotis penontonnya. Siapa bilang hanya irama dari Barat saja yang bisa mengajak orang untuk bergoyang?

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *