oleh

Tajuk Editorial: “Rizal Marsaoly dan Literasi, Jalan Teknokrasi Menuju SDM Ternate Berdaya Saing”

-Editorial-71 Dilihat

Dr.Rizal Marsaoly, SE.MM, Sekertaris Daerah Kota Ternate didapuk sebagai salah satu pembicara di podcas yang mengupas tentang pustakawan peofesional, unggul dan berkualitas.Tak sekedar hadir formalitas sebagai Sekda Kota Ternate, sapaan RM datang membawa gagasan konstruktif dan transformatif serta visioner tentang perpustakaan modern.Spirit yang dibawa Rizal jelas dan tegas, ditengah tantangan global yang semakin komplek menuntut setiap daerah memiliki keunggulan kompetitif.Diruang itu,  Dr. H. Rizal Marsaoly, SE., MM, tampil sebagai sosok teknokrat yang memadukan kecerdasan konseptual dengan kepekaan sosial. Kiprahnya sebagai Sekretaris Daerah Kota Ternate tidak hanya menegaskan kapasitas birokrat mumpuni, tetapi juga menunjukkan arah baru birokrasi yang berpikir strategis dan bekerja dengan visi jangka panjang.

Baca Juga  Menguji Nyali KPK dan Kejagung di IUP Milik Gubernur Malut Sherly Tjoanda

Apa yang dilakukan Rizal dalam forum Podcast Poltekkes Ternate bersama Kepala Pusat Pembinaan Pustakawan Nasional bukan sekadar kegiatan seremonial. Ia sedang menanam fondasi penting: transformasi sumber daya manusia (SDM) sebagai pilar utama pembangunan. Dalam pandangannya, membangun gedung, jalan, dan infrastruktur fisik hanyalah langkah permukaan. Yang lebih penting adalah membangun manusia yang mampu berpikir, beradaptasi, dan mencipta.

Baca Juga  Tajuk Editorial: Ketulusan Rakyat dan Tanggung Jawab Perjuangan DOB Sofifi

Gagasan ini sangat relevan dengan konteks Ternate hari ini. Sebagai kota jasa, perdagangan, dan pendidikan, Ternate membutuhkan arus baru kepemimpinan yang mengutamakan daya pikir, bukan sekadar daya kerja. Rizal Marsaoly memahami hal itu dengan sangat baik. Ia melihat SDM sebagai investasi jangka panjang, bukan biaya.

Dalam setiap gagasannya, Rizal konsisten menempatkan pendidikan, literasi, dan kompetensi aparatur sebagai prioritas pembangunan daerah. Ia sadar, birokrasi yang cerdas hanya akan lahir dari aparatur yang mau belajar dan masyarakat yang melek informasi. Karena itu, perhatian besar yang ia berikan terhadap pustakawan dan ekosistem literasi menunjukkan pandangan jauh ke depan — bahwa pengelolaan pengetahuan adalah basis kemajuan daerah.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *