oleh

SOSOK LELAKI (ITU) ADALAH ‘PAK ZULHASAN”

-OPINI-288 Dilihat

Dalam perjalanan pulang, saya mencoba hadirkan kembali penggalan kejadian di masjid dan membaca kembali sosok beliau dengan narasi seperti berikut.

1.Kebiasan Menyiapkan Uang Khusus di Kopiahnya.

Ini adalah kebiasaan unik beliau. Setiap shalat berjamaah ia selalu meyiapkan uang khusus untuk Imam atau Ustadz yang ia temui.

Waktu menghampiri saya usai jumatan, Anda tahu— ia tiba-tiba melepas kopiahnya dan megambil amplop diselipan kopiah itu dan menyerahkan ke saya.

“ Izin Ustadz, mohon diterima, bantu doakan saya selalu ya.. bersama keluarga saya” ucapnya.

Mungkin Anda penasaran berapa jumlahnya? tentu saya tidak membuka angka nominalnya pada Anda. Kalau saya sebut nanti pada ingin jadi ustadz semua (he he..)

Tapi saya hanya ingin sedikit membocorkan, isinya, terdapat beberapa lembar dollar US. jadi sudah kebayangkan Anda?

Rupanya ini sudah kebiasaan beliau. Saya tau ini ketika menonton salah satu video yotube pegakuan seorang Ustadz kondang saat ngisi acara di HUT Kantor DPP PAN.

Jadi kebiasaan memuliakan Agamawan, itu salah satu karakter Pak Zul. Dan begitu banyak memberikan kesaksian tentang itu, selain saya.

2.Ketulusan dan Keramahan yang Terpancar.

Saat menawarkan makan siang di runah Dinasnya. Seperti sudah saya singgung, saya agak ragu, apakah ini basa basi atau tulus.

Baca Juga  Polisi berlaku Diskriminatif terhadap Hotman Paris dan Eggi Sudjana?

Ternyata dari gesturnya beliau sungguh-subgguh, ingin di temani karena mau ngobrol. Saya mengetahui ada istilah ‘first feeling atau perasan pertama ‘ Oleh Erich Fromm, sang tokoh psikoanais Jerman itu menyebutkan. Setiap manusia punya respon perasaan awal terhadap sesuatu.

Jika kesan pertama baik, maka disebutkan Anda harus percaya dan pegang itu bahwa orangnya baik. Saya merasakan resonansi atau getaran itu.. itulah yang kemudian membuat saya tidak ragu mengiyakan ajakannnya.

—000–

Menulusuri sisi jejak Pak Zul dari kisah masa kecil dan di dalam percaturan politik Indonesia. Ada beberapa catatan yang ingin saya narasikan yang menginspirasi.

1. Kisah Telur Dibagi Lima.

Ia seorang politisi yang kini menjabat sebagai Menteri Perdagangan, ia menyimpan cerita hidup yang penuh inspirasi dan perjuangan.

Lahir pada 17 Mei 1962 di Desa Pisang, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. tumbuh di lingkungan keluarga sederhana.

Masa kecilnya merih, tapi di situlah ia belajar tekun untuk mengubah hidup.

Salah satu kisah favorit yang sering ia bagikan dan melekat dalam ingatan banyak orang adalah ketika keluarganya harus membagi sebuah telur menjadi 5 bagian, agar semua anggota keluarga bisa menikmatinya.

Baca Juga  Program Linkage Perbankan, Solusi Pembiayaan Koperasi Merah Putih (KMP)

Kisah ini menjadi simbol, betapa sulitnya kehidupan yang dihadapi ia semasa kecil, namun juga menjadi pendorong kuat baginya untuk terus berjuang mencapai impian.

Masa kecil penuh tantangan, tidak membuat ia patah semangat. Ia justru memandang pendidikan sebagai kunci untuk mengubah hidupnya dan keluarganya.

Tamat SD dan SMP di Lampung, ia melanjutkan studinya ke Jakarta. Ia diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana. Semasa kuliah, ia tak hanya belajar, tetapi juga aktif berorganisasi.

Keterlibatannya dalam berbagai organisasi mahasiswa menjadi awal dari perjalanan karier politiknya yang panjang dan penuh liku.

Meski karier politiknya menyita waktu, ia selalu berusaha meluangkan waktu untuk keluarganya. Sebagai ayah, ia dikenal dekat dengan anak-anaknya. Ia sering membagikan pelajaran hidup dari masa kecilnya yang sulit.

Ia mengajarkan anak-anaknya untuk menghargai setiap hal kecil, bekerja keras, dan tidak pernah menyerah pada keadaan, tak peduli seberapa berat tantangan yang dihadapi.

2.Karier Politik Yang Cemerlang.

Karier politiknya mulai menanjak ketika ia bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Tahun 2004, ia terpilih sebagai anggota DPR-RI, yang menjadi titik tolak kariernya di panggung nasional.

Ia aktif terlibat di berbagai komisi di DPR, perjuangkan berbagai isu penting bagi rakyat. Karier-nya terus meroket ketika ia diangkat menjadi Ketua MPR-RI pada periode 2014-2019, sebuah posisi strategis, mengukuhkan namanya di antara deretan politisi papan atas Indonesia.

Baca Juga  PURBAYA

Sebelum menjadi Ketua MPR, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Kehutanan pada masa pemerintahan presiden SBY. Puncak kariernya, saat ini ia diangkat sebagai Menteri Perdagangan di kabinet Prabowo sebagai Menteri Perdagangan.

Ia menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, terutama di sektor perdagangan yang dipengaruh oleh dinamika global.

Saat ia bertemu anak-anak muda di Makassar. Dalam rangka roadshow gerakan Kami Indonesia, pria yang akrab disapa Zulhasan ini bertemu para mahasiswa di UNHAS dan UNM Makassar.

Di hadapan ribuan mahasiswa, ia mengajak mereka bersyukur karena bisa kuliah di dua kampus terbaik di Sulawesi Selatan.

“Berapa banyak teman teman Anda yang tidak bisa kuliah karena alasan biaya. Atau teman teman kita yang putus kuliah karena tak sanggup lagi bayar semester,” ucapnya.

Ia ceritakan masa-masa sulit kuliahnya selama 11 tahun sambil berdagang. “Saya anak rantau dari Lampung datang ke Jakarta tak punya saudara bawa bekal seadanya. Modalnya pesan ibu, jangan menyerah,” kenangnya

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *