Kiprah intelektual seorang wakil bupati hendaknya juga menjadi panggilan bagi pejabat publik lain. Di era kompleksitas sosial dan disrupsi informasi, pemimpin yang hanya mengandalkan rutinitas birokrasi tidak akan cukup menyelesaikan masalah mendasar seperti kemiskinan struktural, konflik identitas, dan krisis pendidikan. Kepemimpinan perlu ditempa oleh gagasan, dan gagasan itu harus diabadikan melalui tulisan, debat publik, dan kebijakan berbasis bukti.
Akhirnya, publik masyarakat, akademisi, dan aktivis kebudayaan juga punya tanggung jawab. Mengapresiasi karya seperti milik Dr. Kasman harus diwujudkan dengan membaca, mengkritisi secara konstruktif, dan menuntut implementasi. Tanpa partisipasi kolektif, warisan intelektual akan berhenti sebagai dokumen indah di rak buku.
Komentar