oleh

OKI SETIANA DEWI : ANTARA SELEBRITIS, PENDAKWAH DAN PENGAJAR

-OPINI-213 Dilihat

Oki mirip mendiang Dr. Marissa Haque, S.H., M.Hum., M.B.A., M.H., M.Si. Bedanya kalau Marisa Hague dari selebriti ke Politisi dan berakhir di kampus. Maka Oki dari selebriti, ke pendakwah dan juga di kampus.

Putri saya yang saat ini duduk di bangku kelas-3 SMA Negeri 6 Depok, sangat mengidolakannya. Semua karya buku Oki dilahapnya ; Melukis Pelangi (2012), Sejuta Pelangi (2012), Hijab I’m In Love(2013), Sepenggal Kearifan dari Barat (2022).

Membaca karya Oki kita jadi tahu, Oki memang bukan sosok santri yang sejak belia belajar di Madrasah atau Pesantren. Ia belajar di SDN hingga SMA di Depok. Setelah itu lanjut pendidikan di Sastra Belanda, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Setelah itu belajar di Program Magister mengenal Pendidikan Anak Usia Dini di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Baca Juga  Menguji Janji di Balik Perjuangan 11 DOB Maluku Utara: Antara Gema Aspirasi dan Agenda Nyata

Lulus Magister, dia lanjut ke Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta di program Doktor Kajian Islam, jurusan Dakwah dan Komunikasi. Di saat bersamaan, dia juga mengambil program doktor bidang pendidikan Berbasis Quran di PT!Q.

Dan saat ini sementara dalam proses penyelesaian studinya di Universitas tertua di dunia, yakni Al-Azhar Cairo, jurusan Ushuluddin.

Dari sisi pendidikan, jelas dia bukan kaleng-kaleng. Dia lulus di kampus-kampus bagus yang punya standar tinggi. ‘Brand Islami’ melekat kuat pada dirinya. Wajar saja jika dirinya selalu diundang untuk memberikan ceramah. Dia tampil di televisi. Kanal medsos sosialnya juga selalu ramai.

***

Baca Juga  80 Tahun Merdeka “Indeks Kemerdekaan Pulau”

Rhenal Kasali pernah menyebut, Oki adalah seorang ‘marketer’ yang hebat. Dia pandai menyasar celah pasar yang tidak banyak dimasuki para pendakwah di Indonesia. Lihat saja semua televisi kita, mayoritas pendakwah adalah laki-laki. Pendekatan kita dalam dakwah lebih banyak sisi maskulin ketimbang feminin. Selain itu satu arah.

Padahal, kata pakar marketing Hermawan Kertajaya, pemasaran di era kekinian menyasar tiga kelompok utama. Ketiganya adalah Youth (anak muda), Women (perempuan), dan Netizen.

Oki adalah sosok yang mewakili 3 target penting pemasaran itu. Dia adalah sosok yang muda, perempuan, juga bermain di media sosial dan teknologi informasi. Dia paket komplit yang pandai meniti di zaman yang terus berubah. Dia punya branding dan pendekatan berbeda, katakanlah dengan penceramah perempuan lain, semisal Mama Dedeh saat itu.

Baca Juga  Dalih Jokowi Tunjukkan Ijazahnya Di Pengadilan, Tidak Pernah di Penuhi

Mengutip pakar media Darmawan (2019) Lihat saja aset digital yang Oki miliki. Di Tik Tok, dia punya follower hingga 804 K. Di Instagram, dia punya 1 Jt. Di FB, dia punya 3,4 juta pengikut Bandingkan dengan Ustadza kondang yang punya pengikut hanya beberapa gelintir di media sosial. Hanya Dai kondang seperti Ustadz Das’ad Latif dan UAS dan UAH yang bisa menandinginya.

Oki merawat semua aset digital itu sebagai kanal untuk berinteraksi dengan semua kalangan. Dia menjaga keseimbangan atau sinergi antara pendekatan online (berbasis media sosial) dan offline (dakwah secara langsung). Tidak mengherankan jika dia dengan cepat melejit.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *