oleh

Mardiono Ditolak, Siapa Kandidat Ketum PPP 2025-2030?

-OPINI-151 Dilihat

Oleh: Dr. Ozi Setiadi : Dosen IAIN Kudus

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menghadapi masa yang teramat sulit dalam sejarahnya. Partai ini gagal membawa kadernya untuk menjadi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Repulik Indonesia pada pemilu 2024 lalu.

Masa kejayaan PPP hanya dirasakan pada tahun 1977. Saat itu, PPP memperoleh lebih dari 95 kursi. Selanjutnya, perolehan suara partai berlambang Ka’bah ini terus menurun. Hingga akhirnya tumbang oleh parliamentary threshold (PT) di pemilu 2024. PPP hanya mampu memperoleh 3,87%. Dibawah PT 4%. PPP pun harus rela kehilangan kadernya di parlemen.

Baca Juga  Gatot Nurmantio dapat menggantikan Budi Gunawan

Apa penyebabnya? Tentu ada banyak faktor yang menyebabkan ini terjadi. Tapi, faktor yang paling disorot publik adalah *sosok ketua yang menahkodai PPP.* Pemimpin menjadi faktor penentu bagi nasib dan hidup-matinya partai.

Kegagalan elektoral pada pemilu 2024 merupakan pukulan telak bagi PPP. PPP tumbang! Setelah sempat bertahan pada pemilu tahun 2004 dan naik di pemilu 2014. Sepuluh tahun kemudian, partai Ka’bah ini tumbang. Krisis kepimimpinan di PPP dianggap menjadi penyebab yang paling bertanggung jawab dan disorot oleh publik.

Baca Juga  Apa Agenda Hukum Prabowo setelah Hasto dan Tom dibebaskan?

Muhammad Mardiono yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP sejak tahun 2022 dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab. Kegagalannya membawa PPP lolos ambang batas parlemen menjadi isu terbesar jelang muktamar tanggal 27 September 2025 nanti. Kegagalan ini menyebabkan hilangnya dukungan para kiai sepuh dan kader PPP kepada Mardiono. Mereka menganggap Mardiono sudah tamat dan waktunya untuk digantikan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *